Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Gigantisme dan Akromegali general_alomedika 2024-05-15T14:17:16+07:00 2024-05-15T14:17:16+07:00
Gigantisme dan Akromegali
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Gigantisme dan Akromegali

Oleh :
dr. William Sumoro
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan pada pasien gigantisme dan akromegali sangat penting untuk dilakukan, karena mortalitas dan morbiditas yang tinggi disebabkan oleh berbagai komplikasi.  Pasien perlu mendapatkan pemeriksaan kesehatan yang teratur. Selain itu,  penting juga untuk menjaga pola hidup yang sehat, baik secara fisik maupun mental.

Edukasi Pasien

Pasien dan keluarga perlu diberikan edukasi tentang pentingnya diagnosis dini, kepatuhan terapi, dan pemeriksaan rutin yang perlu dilakukan. Selain itu, penjelasan mengenai komplikasi-komplikasi yang dapat timbul, disertai cara penanganan dan pencegahannya.[3]

Pasien juga perlu diberitahukan mengenai gaya hidup sehat mengingat komplikasi akromegali yang cukup banyak, terutama gangguan kardiovaskular, serebrovaskular, pernapasan, bahkan keganasan.[6]

Rutin Pemantauan Kadar GH dan IGF-1

Pemantauan kadar growth hormone (GH) dan insulin like growth factor-1 (IGF-1) dilakukan secara rutin. Pada akromegali yang sembuh dengan pembedahan, pemeriksaan awalnya dilakukan 6 bulan sekali kemudian dilakukan 1 tahun setelahnya.

Sementara itu, pada akromegali dengan farmakoterapi somatostatin receptor ligand (SRL) atau radioterapi, pemeriksaan awalnya dilakukan setiap 3 atau 4 bulan sekali untuk pengaturan dosis kemudian dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 12 bulan sekali. Terapi multimodal dengan pembedahan, farmakoterapi, dan radioterapi memberikan kontrol biokimia yang baik, yaitu kadar GH hingga <1,0 ng/mL dan normalisasi kadar IGF-1.[3,6]

Rutin Evaluasi Komplikasi

Evaluasi berkala seumur hidup untuk kemungkinan berbagai komplikasi, seperti pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan fungsi hipofisis secara teratur. Selain itu, skrining berkala untuk manifestasi umum kardiovaskular dan pernapasan dari akromegali juga perlu dilakukan.

Evaluasi jantung untuk menentukan apakah ada penyakit katup, serta tingkat dan perkembangan keterlibatan katup juga sebaiknya dilakukan. Ekokardiografi dapat digunakan untuk mendokumentasikan kardiomiopati dengan hipertrofi ventrikel kiri, disfungsi diastolik dan sistolik, regurgitasi aorta dan mitral, dan peningkatan diameter akar aorta.[3,6]

Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Pemeriksaan MRI otak atau hipofisis mungkin perlu dilakukan pada waktu:

  • Setelah pembedahan 3 atau 4 bulan, atau pada saat dimulai farmakoterapi pasca pembedahan. Jika telah sembuh, tidak diperlukan MRI lanjutan
  • Diulang 2 atau 3 tahun sekali, atau jika ada tanda-tanda rekurensi klinis atau
  • Setelah 1 tahun jika terkontrol dengan obat SRL, di mana MRI untuk menentukan apakah tumor telah mengecil. Pemeriksaan lanjutan tergantung dari penilaian klinis
  • Diulang 1 tahun kemudian jika kondisi tidak terkontrol, untuk menilai pertumbuhan tumor
  • Setiap tahun sekali pada pasien dengan radioterapi, hingga tumor hilang atau terkontrol[3,6]

Upaya Pengendalian Penyakit

Diagnosis gigantisme dan akromegali sering tertunda karena perkembangannya yang lambat dan bertahun-tahun. Pasien dengan riwayat keluarga sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis dan mendapatkan terapi, sebelum penutupan epifisis tulang.[4,10]

Pada pasien dengan kluster atau kumpulan tanda-tanda klinis tertentu perlu mendapatkan skrining akromegali atau gigantisme, meskipun tidak atau belum memiliki manifestasi khas. Beberapa pasien mungkin asimtomatik meskipun kadar GH dan IGF-1 meningkat.[9,12]

Skrining Akromegali

Gejala dan tanda klinis yang perlu dilakukan skrining akromegali mencakup diabetes yang tidak terkontrol, carpal tunnel syndrome, polip kolon, gagal jantung dengan hipertensi, prognatisme rahang, dengkuran parah, atau sleep apnea pada pasien yang tidak obesitas. Selain itu, makroadenoma hipofisis atau massa hipofisis lain yang teridentifikasi pada studi pencitraan juga perlu diperhatikan.[9,12]

Skrining Gigantisme

Gigantisme perlu dicurigai bila tinggi pasien mencapai 3 standar deviasi di atas tinggi mean normal, atau 2 standar deviasi di atas tinggi mean orang tua yang disesuaikan. Presentasi pasien dengan gigantisme biasanya mencolok. Pada anak-anak, efek jaringan lunak sedikit dibandingkan dengan dewasa karena pertumbuhan liniernya yang cepat.[2,3]

Referensi

2. R. A. Schwartz, Gigantism and Acromegaly, Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/925446-overview.
3. Bello MO, Garla VV. Gigantism And Acromegaly. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538261/
4. Lavrentaki A, Paluzzi A, Wass JA, Karavitaki N. Epidemiology of acromegaly: review of population studies. Pituitary. 2017;20(1):4-9. doi:10.1007/s11102-016-0754-x
6. Cordido F., García Arnés J.A., Aspiroz M.M., and Vela E.T, Practical guidelines for diagnosis and treatment of acromegaly, Endocrinol. y Nutr. English Ed., vol. 60, no. 8, pp. 457.e1-457.e15, 2013, doi: 10.1016/j.endoen.2013.10.012.
9. Melmed S. and Katznelson L. Diagnosis of Acromegaly. Uptodate. 2021. https://www.uptodate.com/contents/diagnosis-of-acromegaly
10. Beckers A, Petrossians P, Hanson J, Daly AF. The causes and consequences of pituitary gigantism. Nat Rev Endocrinol. 2018 Dec;14(12):705-720. doi: 10.1038/s41574-018-0114-1. PMID: 30361628.
12. Katznelson L., Laws ER., Melmed S.Jr, et al. Acromegaly: An Endocrine Society Clinical Practice Guideline, The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, Volume 99, Issue 11, 1 November 2014, Pages 3933–3951, https://doi.org/10.1210/jc.2014-2700

Prognosis Gigantisme dan Akromegali

Artikel Terkait

  • Manajemen Kehamilan pada Pasien Akromegali
    Manajemen Kehamilan pada Pasien Akromegali
Diskusi Terkait
dr.Dizi Bellari Putri
Dibalas 30 Maret 2022, 10:34
Manajemen Kehamilan pada Pasien Akromegali - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
1 Balasan
ALO Dokter,Tahukah dok? Manajemen kehamilan pada pasien akromegali membutuhkan perhatian khusus karena akromegali dan pengobatannya dapat memengaruhi...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.