Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Gigantisme dan Akromegali general_alomedika 2024-05-15T14:16:00+07:00 2024-05-15T14:16:00+07:00
Gigantisme dan Akromegali
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Gigantisme dan Akromegali

Oleh :
dr. William Sumoro
Share To Social Media:

Epidemiologi gigantisme dan akromegali jarang terjadi. Namun, kasus akromegali masih lebih sering ditemukan daripada gigantisme. Di Indonesia, hingga saat ini belum ada studi mengenai epidemiologi gigantisme dan akromegali.

Global

Pada umumnya, kasus akromegali lebih sering ditemukan daripada gigantisme. Prevalensi akromegali yaitu 78 kasus/juta populasi, dengan insidensi 10 kasus/tahun/juta populasi. Penyebaran kasus akromegali sama pada pria maupun wanita. Usia rata-rata onset penyakit adalah 44 tahun, dengan usia yang semakin muda cenderung memiliki penyakit yang lebih agresif. Sekitar 33% kasus akromegali memiliki kondisi hiperprolaktinemia yang bersamaan.[3,4]

Gigantisme sangat jarang ditemukan, hingga kini dilaporkan ada 100 kasus di dunia. Studi oleh Abe et al menunjukkan bahwa dari 2.367 anak-anak dan remaja dengan adenoma hipofisis, hanya ditemukan 15 anak (0,6%) yang mengalami gigantisme hipofisis.[2]

Onset gigantisme dimulai pada usia berapa pun sebelum fusi/penutupan epifisis. X-linked acrogigantism (XLAG) adalah sindrom gigantisme onset bayi, yaitu pada usia 2‒3 bulan (median 12 bulan). Sedangkan familial isolated pituitary adenomas (FIPA), multiple endocrine neoplasia type 1 (MEN1), sindrom McCune-Albright (MAS), dan kompleks Carney memiliki onset prapubertas.[2]

Usia rata-rata onset akromegali adalah pada dekade ketiga kehidupan, yaitu rata-rata 40 tahun pada pria dan 45 tahun pada wanita.[2,4,5]

Indonesia

Hingga saat ini belum ada data epidemiologi gigantisme dan akromegali di Indonesia.

Mortalitas

Angka mortalitas pada pasien akromegali lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum. Pada dasarnya, mortalitas pada penderita akromegali dikarenakan penyakit kardiovaskular. Berdasarkan studi meta analisis oleh Dekkers et al, risiko mortalitas pada pasien akromegali (meskipun telah mendapatkan penatalaksanaan modern saat ini) tetap lebih tinggi 32% daripada populasi umum.[8]

Pada pasien akromegali, penundaan sering terjadi antara onset penyakit dengan waktu didiagnosis, di mana jangka waktu terlama hingga 35 tahun. Hal ini mengakibatkan pasien terpapar growth hormone (GH) yang tinggi dalam jangka waktu yang lama.  Paparan tersebut dapat menyebabkan risiko kardiovaskular meningkat, termasuk hipertrofi kardiak, disfungsi diastolik, insufisiensi katup miokardial, resistensi insulin, dislipidemia, dan obesitas.[8]

Referensi

2. R. A. Schwartz, Gigantism and Acromegaly, Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/925446-overview.
3. Bello MO, Garla VV. Gigantism And Acromegaly. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538261/
4. Lavrentaki A, Paluzzi A, Wass JA, Karavitaki N. Epidemiology of acromegaly: review of population studies. Pituitary. 2017;20(1):4-9. doi:10.1007/s11102-016-0754-x
5. Burton T, Le Nestour E, Neary M, Ludlam WH. Incidence and prevalence of acromegaly in a large US health plan database. Pituitary. 2016 Jun;19(3):262-7. doi: 10.1007/s11102-015-0701-2. PMID: 26792654; PMCID: PMC4858553.
8. Melmed S. and Katznelson L., Causes and clinical manifestations of acromegaly, Uptodate, 2021. https://www.uptodate.com/contents/causes-and-clinical-manifestations-of-acromegaly.

Etiologi Gigantisme dan Akromegali
Diagnosis Gigantisme dan Akromegali

Artikel Terkait

  • Manajemen Kehamilan pada Pasien Akromegali
    Manajemen Kehamilan pada Pasien Akromegali
Diskusi Terkait
dr.Dizi Bellari Putri
Dibalas 30 Maret 2022, 10:34
Manajemen Kehamilan pada Pasien Akromegali - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
1 Balasan
ALO Dokter,Tahukah dok? Manajemen kehamilan pada pasien akromegali membutuhkan perhatian khusus karena akromegali dan pengobatannya dapat memengaruhi...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.