Prognosis Gigantisme dan Akromegali
Prognosis gigantisme dan akromegali tergantung pada tahap perjalanan penyakit ketika terdiagnosa, dan respons kadar hormon terhadap terapi bedah atau nonbedah. Komplikasi yang ditemukan biasanya adalah gangguan pada kardiovaskular, serebrovaskuler, metabolik dan endokrin, serta saluran pernapasan.[3]
Prognosis
Morbiditas dan mortalitas gigantisme belum diketahui karena jumlah kasus yang sedikit. Pada akromegali kondisi berat yang tertunda diagnosisnya, morbiditas dan mortalitas pasien tinggi karena gangguan pada kardiovaskuler, serebrovaskuler, saluran pernapasan, metabolisme kalsium dan tulang, neuromuskular, dan keganasan.[2]
Komplikasi
Akromegali yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi pada sistem kardiovaskular, pernapasan, metabolisme kalsium, neuromuskular, keganasan, dan psikososial.
Hipertensi
Lebih dari 40% pasien akromegali mengidap hipertensi ringan. Kontrol tekanan darah yang baik sangat penting pada penderita akromegali. Terapi antihipertensi perlu dilakukan sejak awal, agresif, dan berdiri sendiri terlepas dari pengobatan akromegali.[3,6]
Kardiomiopati
Manifestasi yang paling umum ditemukan pada pasien akromegali adalah hipertrofi biventrikular. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan risiko kardiovaskular, mencakup kolesterol total, low density lipoprotein (LDL), high density lipoprotein (HDL), trigliserida, ekokardiogram, dan elektrokardiogram. Pemeriksaan dilakukan untuk menentukan baseline dan diulang setiap tahunnya. Pengobatan akromegali dapat membantu kondisi kardiomiopati, tetapi tergantung pada usia, durasi penyakit, dan derajat hipertensi.[3,6]
Sedangkan pada pasien gigantisme, pemeriksaan yang perlu dilakukan antara lain ekokardiogram, elektrokardiogram, doppler arteri perifer, dan doppler vena perifer terutama untuk pemeriksaan penyakit vena perifer.[3,6]
Obstructive Sleep Apnea (OSA)
Prevalensi sleep apnea pada pasien dengan akromegali mencapai 70%. Faktor-faktor yang menyebabkan OSA adalah prognatisme, makroglosia, dan akumulasi jaringan lunak di saluran napas bagian atas. Jika gejala serius, direkomendasikan untuk melakukan oksimetri di rumah. Penilaian klinis dengan skor Epworth dan polisomnografi perlu dilakukan untuk menentukan baseline dan diulang setiap tahun. Penanganannya meliputi ventilasi bantuan continuous positive airway pressure (CPAP), koreksi bedah prognatisme.[3,6]
Artropati
Sekitar 75% pasien akromegali terkena artropati, yaitu kelainan pada sendi kecil dan besar. Ekspansi tulang dan pembengkakan jaringan lunak dapat menyebabkan saraf terjepit, misalnya carpal tunnel syndrome (CTS). Artropati yang telah terjadi sulit untuk disembuhkan, sehingga diagnosis dini dan pengobatan agresif penting dilakukan.[3,6]
Osteoporosis
Pada pasien akromegali, direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan densitometri tulang dan pengukuran kadar kalsium untuk mendiagnosis osteoporosis. Terutama pasien memiliki riwayat hipogonadisme atau fraktur.[3,6]
Hiperkalsiuria dan Hiperkalsemia
Hiperkalsiuria dan hiperkalsemia terjadi karena metabolisme vitamin D terganggu. Kondisi ini bersifat reversibel jika akromegali telah sembuh.[3,6]
Polip dan Kanker Kolon
Terdapat peningkatan prevalensi polip kolon pada pasien akromegali. Oleh karena itu, pasien direkomendasikan untuk dilakukan kolonoskopi pada awal diagnosis dan rutin setiap 5 tahun.[3,6]
Hipopituitarisme
Hipopituitarisme dapat terjadi akibat pembedahan atau radiasi. Pengukuran kadar hormon hipofisis dianjurkan setiap tahun.[3,6]
Komplikasi Psikososial
Komplikasi psikososial berupa gangguan kualitas hidup. Tes khusus yang dapat dilakukan adalah acromegaly quality of life questionnaire (AcroQoL).[3,6]