Etiologi Hiperparatiroid
Etiologi hiperparatiroid dibedakan klasifikasi hiperparatiroid primer, sekunder, dan tersier. Beberapa contoh etiologi hiperparatiroid adalah adenoma paratiroid, hipertiroid, defisiensi vitamin D, dan penyakit ginjal kronis.
Hiperparatiroid Primer
Hiperkalsemia yang parathyroid-dependent dapat disebabkan oleh adenoma paratiroid, multiple endocrine neoplasia tipe 1 dan 2, hyperparathyroidism-jaw tumor syndrome, dan hiperparatiroid familial. Selain itu, kondisi ini juga dapat disebabkan oleh karsinoma paratiroid, mutasi reseptor calcium-sensing, dan pengobatan dengan lithium.[2]
Di lain sisi, kondisi hiperkalsemia yang parathyroid-independent dapat disebabkan oleh malignansi, penyakit granulomatosa, dan hipertiroid. Selain itu, kondisi ini juga mungkin disebabkan oleh terapi thiazide, intoksikasi vitamin D, insufisiensi adrenal, dan intoksikasi vitamin A.[2]
Hiperparatiroid Sekunder
Hiperparatiroid sekunder seringkali berhubungan dengan defisiensi vitamin D dan penyakit ginjal kronis (PGK). Pada kondisi ini, ginjal tidak dapat mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya, yaitu 1,25-cholecalciferol.
Penyerapan kalsium pada usus berkurang, sehingga kadar kalsium serum turun dan kadar fosfat meningkat. Karena pada PGK, ginjal gagal mengeluarkan fosfat, sekresi hormon paratiroid akan meningkat. Stimulasi berkepanjangan akan menyebabkan hiperplasia paratiroid.[5]
Faktor Risiko
Faktor risiko hiperparatiroid sekunder adalah jenis kelamin wanita, kadar kalsium serum yang rendah dan kadar fosfat yang tinggi, asidosis, anemia, hipertensi, hiperlipidemia, dan mikroinflamasi. Suatu studi sebelumnya menunjukkan bahwa peningkatan hormon estrogen dapat memengaruhi tingkat ekspresi mRNA paratiroid.
Hipertensi sendiri merupakan salah satu faktor risiko penyakit ginjal kronis (PGK). Studi menunjukkan adanya mikroinflamasi pada pasien PGK. Dengan memburuknya fungsi ginjal, inflamasi akan terus meningkat dan mengakibatkan sklerosis glomerulus dan berkurangnya elastisitas tubulus ginjal. Hal ini menyebabkan peningkatan paratiroid.[6]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli