Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diabetes Insipidus general_alomedika 2022-06-14T11:09:30+07:00 2022-06-14T11:09:30+07:00
Diabetes Insipidus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Diabetes Insipidus

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Diabetes insipidus (DI) adalah penyakit yang ditandai dengan poliuria dan polidipsia. Pada diabetes insipidus, terjadi pengeluaran volume urin dalam jumlah besar (poliuria), yang didefinisikan sebagai urine output di atas 3 L/24 jam, dan urin dalam bentuk yang terdilusi, yaitu dengan osmolalitas <300 mOsm/kg.[1,2]

Diabetes insipidus dapat dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu cranial diabetes insipidus (CDI), yang disebabkan penurunan sekresi AVP, dan nephrogenic diabetes insipidus (NDI), akibat penurunan kemampuan tubuh untuk mengonsentrasikan urin karena terjadi resistensi terhadap AVP pada ginjal. Selain itu, ada juga gestational diabetes insipidus (GDI), akibat penghancuran AVP oleh vasopressinase plasenta.[2–5]

Diabetes Insipidus-min

Diagnosis diabetes insipidus dicurigai pada pasien dengan gejala poliuria, polidipsia, dan nokturia. Pemeriksaan fisik pasien diabetes insipidus bisa saja tidak menunjukkan kelainan apapun. Pada beberapa kasus dapat ditemukan hidronefrosis, nyeri punggung, nyeri yang menjalar ke inguinal, pembesaran vesika urinaria, ataupun tanda-tanda dehidrasi. Pada anak-anak dapat terjadi konstipasi, vomitus, demam, iritabilitas, dan gagal tumbuh.[2,4]

Untuk membantu menegakkan diagnosis, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang, misalnya water deprivation test (WDT). Pada pasien diabetes insipidus, osmolalitas urin tetap rendah, yaitu <300 mOsm/kg, meskipun tubuh dalam keadaan dehidrasi.[2,6]

Tata laksana diabetes insipidus meliputi terapi cairan mencegah dehidrasi, serta pemberian medikamentosa, seperti desmopressin, indomethacin, dan thiazide. Selain itu perlu dilakukan pengawasan atas kemungkinan terjadinya retensi cairan dan hiponatremia.

Prognosis diabetes insipidus umumnya baik. Pada pasien dewasa, diabetes insipidus jarang mengakibatkan mortalitas, selama terdapat akses terhadap air minum. Namun, pada anak-anak, pasien lanjut usia, dan pasien dengan komorbiditas dapat terjadi kolaps kardiovaskular, demam, dan hiponatremia/ hipernatremia, yang bisa menyebabkan kematian.[2,6]

Pasien dengan diabetes insipidus perlu diedukasi untuk mencukupi kebutuhan cairannya dan mengenali tanda-tanda dehidrasi. Selain itu, penting bagi pasien untuk menaati pengobatan agar gejala tetap terkendali.[2]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Fenske,Wiebke and Allolio, Bruno. Current State and Future Perspectives in the Diagnosis of Diabetes Insipidus: A Clinical Review. J Clin Endocrinol Metab 97: 3426–3437, 2012. https://academic.oup.com/jcem/article/97/10/3426/2833761
2. Khardori, Romesh. Diabetes Insipidus. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/117648-overview#a6
3. Baldeweg, SE et al. Guidelines And Guidance Society For Endocrinology Clinical Guidance Inpatient Management Of Cranial Diabetes Insipidus. Endocrine Connections (2018) 7, G8–G11. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6013691/
4. Bockenhauer, Detlef and Bichet DG. Pathophysiology, diagnosis and management of nephrogenic diabetes insipidus. Nat Rev Nephrol. 2015 Oct;11(10):576-88. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26077742
5. Ueda H, Numoto S, Kakita H, Takeshita S, Muto D, et al. (2016) Neonatal Central Diabetes Insipidus Caused by Severe Perinatal Asphyxia. Pediatr Ther 6: 278. https://www.longdom.org/open-access/neonatal-central-diabetes-insipidus-caused-by-severe-perinatal-asphyxia-2161-0665-1000278.pdf
6. Hui C, Khan M, Radbel JM. Diabetes Insipidus. StatPearls. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470458/

Patofisiologi Diabetes Insipidus
Diskusi Terkait
dr. Intan Fajriani
Dibuat 04 Maret 2022, 07:25
Live Webinar Alomedika - Peran Pemantauan Glukosa Mandiri saat COVID-19. Sabtu, 5 Maret 2022 ( 10.00 - 11.00 WIB )
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Peran Pemantauan Glukosa Mandiri saat COVID-19."Narasumber:dr. Johanes Purwoto, Sp.PD, K-EMD,...
dr.Nana
Dibalas 01 April 2021, 21:14
Pasien wanita usia 47 tahun dengan keluhan sering buang air kecil namun nilai gula darah dan hasil pemeriksaan urin normal
Oleh: dr.Nana
2 Balasan
Pasien perempuan usia 47 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sering kecing baik pada pagi hari ataupun malam hari. Nyeri saat BAK disangkal. Sering haus...
Anonymous
Dibalas 29 September 2020, 00:12
Pasien laki-laki usia 27 tahun dengan keluhan sering buang air kecil
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter. Izin konsul.Laki laki usia 27 tahun datang dengan keluhan sering bak. Hal ini telah dialami os lebih kurang selama 12 tahun.Dalam sehari os bisa...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.