Edukasi dan Promosi Kesehatan Diabetes Insipidus
Edukasi yang penting pada pasien diabetes insipidus adalah untuk mengenali tanda dehidrasi, serta mencegah terjadinya dehidrasi dengan selalu mempersiapkan air minum. Untuk mengurangi urine output, pasien dapat diedukasi agar mengonsumsi diet rendah protein dan sodium.[2]
Edukasi Pasien
Pada diabetes insipidus yang kronis, pengobatan perlu dilakukan secara jangka panjang. Penting bagi pasien untuk memahami pentingnya menaati pengobatan yang diberikan, serta selalu membawa obat-obatan jika sedang bepergian, sehingga gejala dapat terkontrol.[2]
Jika bepergian jarak jauh, pasien diabetes insipidus perlu mewaspadai kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan dehidrasi. Sebaiknya, pasien mempersiapkan obat antiemetik, seperti dimenhidrinat, dan obat diare, seperti attapulgite, serta menghindari udara yang terlalu panas dan berkeringat sangat banyak.[2,6]
Selain itu, pada pasien dengan faktor risiko diabetes insipidus herediter, perlu dilakukan skrining genetik untuk mengetahui gen yang mengalami mutasi. Selain itu, perlu dilakukan deteksi pada keluarga pasien.[2,14]
Bagi pasien anak dengan diabetes insipidus, dokter perlu mengedukasi keluarga tentang cara menghitung urine output pada anak-anak. Caranya adalah dengan menghitung jumlah popok yang basah. Penting juga untuk mengetahui dan mewaspadai tanda-tanda dehidrasi.
Edukasi juga perlu diberikan agar pasien mengetahui bahwa diabetes insipidus dan diabetes mellitus merupakan dua penyakit yang berbeda. Namun, memiliki beberapa gejala yang serupa, misalnya poliuria.
Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan untuk pasien diabetes insipidus adalah dengan menerapkan pola makan rendah natrium, yang diperoleh dari makanan-makanan rendah garam dan protein. Diet rendah natrium dapat menurunkan urine output pasien.
Diet Rendah Natrium
Pada orang normal, rekomendasi asupan natrium harian maksimal adalah 2,3 gram, atau kurang lebih 1 sendok teh garam. Pada pasien penyakit tertentu, misalnya hipertensi atau penyakit ginjal kronis, disarankan mengonsumsi natrium kurang dari 2,3 gram/hari. Manfaat diet rendah natrium adalah menurunkan tekanan darah, meningkatkan efektivitas obat hipertensi, menurunkan risiko kematian akibat stroke, mengontrol pembesaran jantung, dan menurunkan risiko batu ginjal serta osteoporosis.
Untuk membatasi natrium, bisa dimulai dengan mengganti garam dengan bumbu-bumbu dapur lainnya, misalnya rempah segar, bumbu racik tanpa natrium, buah lemon, atau cuka berperisa.[20]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra