Etiologi Hiperglikemia Hiperosmolar
Etiologi status hiperglikemia hiperosmolar atau hyperglycemic hyperosmolar state adalah diabetes mellitus tipe 2 yang tidak terdiagnosis atau tidak terkontrol dengan baik. Kondisi ini juga dipengaruhi dengan faktor presipitasi seperti infeksi, penghentian konsumsi obat antidiabetik oral, dan gangguan kardiovaskular.[1,4]
Diabetes Mellitus Tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 memiliki peran krusial sebagai etiologi status hiperglikemia hiperosmolar melalui mekanisme resistensi insulin yang progresif dan defisiensi insulin relatif, yang menyebabkan akumulasi glukosa dalam sirkulasi. Pasien dengan diabetes tipe 2 yang mengalami periode penyakit yang panjang dengan kontrol glukosa yang buruk, lebih berisiko mengalami status hiperglikemia hiperosmolar. Resistensi insulin yang meningkat juga memperburuk hiperglikemia saat terjadi stres fisiologis tambahan.[4,5]
Faktor Risiko
Status hiperglikemia hiperosmolar umum terjadi pada diabetes mellitus tipe 2 yang memiliki faktor presipitasi. Infeksi merupakan faktor presipitasi tersering yang berkaitan dengan status hiperglikemia hiperosmolar. Faktor presipitasi lain yang bisa muncul adalah putus obat antidiabetik oral, gangguan pada sistem kardiovaskular, pankreatitis, serta penggunaan obat-obatan seperti kortikosteroid dan diuretik.[1,4]
Sumber infeksi yang paling sering ditemukan berkaitan dengan status hiperglikemia hiperosmolar adalah pneumonia dan infeksi saluran kemih. Selain itu, obesitas dan konsumsi makanan tinggi karbohidrat juga meningkatkan risiko, terutama pada anak-anak. Faktor presipitasi lain pada anak adalah gastroenteritis, akanthosis nigricans, riwayat diabetes pada keluarga, serta penggunaan kortikosteroid.[2,4,8]
Tabel 1. Faktor Presipitasi Status Hiperglikemia Hiperosmolar
Infeksi | Pneumonia | Sepsis |
Infeksi saluran kemih, | Infeksi dental | |
Selulitis | ||
Penyakit Penyerta | Infark miokard akut | Adrenocorticotropic hormone-producing tumors |
Kejadian serebrovaskular | Sindrom Cushing | |
Hipertermia atau hipotermia | Mesenteric thrombosis | |
Sindrom neuroleptik malignan | Pankreatitis | |
Emboli paru | Gagal ginjal | |
Luka bakar derajat sedang | Tirotoksikosis | |
Obat | Psikofarmaka, seperti chlorpromazine, aripiprazole, dan haloperidol | Agen kemoterapi |
Cimetidine | ||
Antihipertensi, seperti calcium channel blockers dan propranolol | Kortikosteroid | |
Diuretik |
Sumber: dr. Monica, MH, Alomedika, 2024.[2]