Patofisiologi Hiperglikemia Hiperosmolar
Patofisiologi status hiperglikemia hiperosmolar atau hyperglycemic hyperosmolar state melibatkan hiperglikemia yang parah, hiperosmolaritas plasma, serta defisit volume intravaskular yang signifikan. Kondisi ini seringkali dialami pasien diabetes mellitus tipe 2 yang tidak terdiagnosis atau yang sudah lama tidak terkontrol.[2-4]
Kaitan Hiperglikemia dan Hiperosmolaritas
Peningkatan resistensi insulin yang progresif menyebabkan tubuh mengalami kesulitan dalam menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Hal ini menyebabkan akumulasi glukosa dalam sirkulasi darah.
Hiperglikemia yang ekstrem mengakibatkan osmolaritas plasma yang meningkat secara signifikan. Kehilangan air tubuh yang berlebihan melalui poliuria kompensatorik yang bertujuan untuk mengurangi kadar glukosa plasma, justru berefek meningkatkan viskositas plasma, yang pada gilirannya menyebabkan perpindahan air dari sel ke dalam sirkulasi untuk menyeimbangkan tekanan osmotik.
Proses ini dapat diperparah oleh faktor-faktor seperti infeksi, trauma, atau penyakit lain yang memicu stres fisiologis. Stres ini dapat mengganggu mekanisme homeostasis glukosa dan meningkatkan resistensi insulin, yang kemudian memperburuk hiperglikemia dan hiperosmolaritas.[2-4]
Peran Hormon Kontraregulator
Hallmark dari status hiperglikemia hiperosmolar meliputi dehidrasi, hiperglikemia, defisit neurologis, dan tidak adanya atau hanya sedikit ketosis. Rendahnya kadar insulin darah pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 akan merangsang terjadinya hiperglikemia ekstraseluler melalui penurunan utilisasi jaringan dan peningkatan sekresi hormon kontraregulator.
Peningkatan kadar hormon kontraregulator, seperti glukagon, katekolamin, kortisol, dan hormon pertumbuhan, akan menstimulasi produksi glukosa di hepar melalui proses glikogenesis dan glukoneogenesis. Selain menyebabkan terjadinya hiperglikemia, proses glikogenesis dan glukoneogenesis juga akan menstimulasi deplesi cairan di intraseluler dan diuretik osmosis.
Selanjutnya, sama seperti telah dijelaskan di atas, meningkatnya kadar glukosa dan osmolaritas cairan di ekstraseluler akan menyebabkan terjadinya pergeseran cairan keluar dari sel. Kondisi ini akan merangsang peningkatan proses filtrasi di glomerulus yang akan menstimulasi terjadinya glikosuria dan diuretik osmosis.[2-4]