Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Hipoglikemia general_alomedika 2023-07-05T10:28:55+07:00 2023-07-05T10:28:55+07:00
Hipoglikemia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Hipoglikemia

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Diagnosis hipoglikemia ditegakkan berdasarkan pemeriksaan kadar glukosa plasma. Seseorang dapat dikatakan mengalami hipoglikemia jika kadar glukosa plasma di bawah 70 g/dl.[1,2]

Anamnesis

Pasien dengan hipoglikemia bisa tidak menunjukkan gejala dan hipoglikemia terdiagnosis secara tidak sengaja saat melakukan pengukuran gula darah. Apabila bergejala, keluhan biasanya akan membaik dengan konsumsi karbohidrat. Riwayat terapi dan komorbiditas pasien juga perlu ditanyakan. Hipoglikemia paling banyak berkaitan dengan diabetes melitus tipe 1 (T1DM) dan tipe 2 (T2DM).[1,2,4]

Keluhan

Keluhan pasien hipoglikemia dapat berupa sulit berkonsentrasi, lelah, pusing, gemetar, pucat, keringat dingin, dan jantung berdebar. Gejala umumnya membaik ketika pasien mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat.[1,2,4]

Riwayat Penyakit

Riwayat penyakit penyerta akan membantu mempersempit diagnosis banding terhadap penyebab hipoglikemia dan mengarahkan pada metode diagnostik yang tepat. Penyakit penyerta yang dapat menimbulkan hipoglikemia antara lain adanya penyakit kritis, defisiensi hormon, maupun adanya suatu tumor padat non sel beta.

Penyakit Kronik:

Penyakit kronik penyerta yang dapat menjadi penyebab hipoglikemia antara lain  gagal ginjal, gagal jantung, dan penyakit hati kronik. Penyebab hipoglikemia pada gagal jantung belum diketahui secara pasti. Pada gagal ginjal hipoglikemia disebabkan oleh penurunan bersihan insulin dari tubuh serta penurunan mobilisasi prekursor glukoneogenesis. Di sisi lain, jejas hepatoseluler akut dan masif secara bermakna menurunkan kemampuan glukoneogenesis di hati.[1,2,4]

Defisiensi Hormon:

Pada kecurigaan defisiensi hormon pertumbuhan dan kortisol, anamnesis perlu diarahkan pada riwayat puasa yang lama. Hal ini disebabkan oleh peran kedua hormon tersebut dalam mekanisme pertahanan terhadap hipoglikemia akibat puasa berkepanjangan.[1,2,4]

Neoplasma:

Beberapa tumor mesenkimal dan epitelial seperti hepatoma, tumor lambung, dan sarkoma dapat pula menyebabkan hipoglikemia. Tumor ini biasanya berukuran besar (> 10 cm) dan menimbulkan gejala akibat desakan pada ruang intraabdomen serta hipoglikemia. Selain itu, peningkatan produksi pro-IGF II (insulin-like growth factor II) dan IGF-I  oleh sel tumor dapat berkontribusi pada kejadian hipoglikemia, khususnya pada kondisi puasa.

Hiperinsulinisme:

Sementara itu, pada individu yang datang dengan kecurigaan hipoglikemia tanpa riwayat masalah kesehatan sebelumnya, kemungkinan hiperinsulinisme akibat insulin eksogen dan obat sekretagog insulin perlu dipikirkan. Hiperinsulinisme endogen sangat langka terjadi dan dapat disebabkan oleh insulinoma, sindrom hipoglikemia non-insulinoma, dan autoimunitas terhadap insulin.[1,2,4]

Pemeriksan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada pasien hipoglikemia antara lain berupa tanda neurogenik seperti tremor, palpitasi, diaforesis dan parestesia.[1,4]

Pada bayi dan anak, gambaran pemeriksaan fisik yang ditemukan akan bergantung pada etiologi. Contohnya hepatomegali dapat ditemukan pada hipoglikemia terkait glycogen storage disease, sedangkan kejang dapat terjadi pada hereditary fructose intolerance. Vomitus dan katarak bisa ditemukan pada hipoglikemia akibat galactosemia. Perawakan pendek bisa tampak pada hipoglikemia akibat growth hormone deficiency.[5]

Tanda Adrenergik

Tanda adrenergik pada hipoglikemia mencakup palpitasi, tremor, dan ansietas akibat peningkatan norepinefrin dan epinefrin. Norepinefrin dan epinefrin juga dapat berkontribusi pada munculnya takikardia dan peningkatan tekanan darah sistolik saat istirahat pada pasien yang mengalami hipoglikemia. Namun, takikardia dan peningkatan tekanan darah sistolik mungkin tidak terjadi apabila pasien memiliki riwayat hipoglikemia episodik.[1,2,4]

Tanda Kolinergik

Sementara itu, aktivasi sistem kolinergik dapat menimbulkan peningkatan produksi keringat dan parestesia. Tanda fisik muncul akibat efek penurunan suplai glukosa ke sistem saraf pusat. Hal ini dapat bervariasi namun mencakup obtundasi, amnesia, pandangan buram, diplopia, disartria, kejang, bahkan hilangnya kesadaran.[1,2,4]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding diarahkan pada penyebab dasar hipoglikemia. Apabila pasien sebelumnya tidak memiliki riwayat hipoglikemia maupun penyakit penyerta yang berkaitan dengan hipoglikemia, maka kemungkinan diagnosis bandingnya mencakup hipoglikemia insidental dan hipoglikemia akibat hiperinsulinisme eksogen.[4-7]

Hipoglikemia Insidental

Hipoglikemia insidental biasanya terjadi akibat perubahan regimen terapi yang tidak diketahui sebelumnya. Sebagai contoh, penggantian sulfonilurea menjadi obat diabetes oral golongan lain. Hipoglikemia insidental juga bisa terjadi akibat kesalahan dalam pemberian dosis insulin.[4-7]

Hiperinsulinemia Eksogen

Hiperinsulinisme eksogen biasanya terjadi pada pasien yang mendapat pemberian insulin atau sekretagog insulin tanpa adanya riwayat diabetes.[4-7]

Penyakit Lain yang Mendasari

Di sisi lain, pada individu dengan penyakit penyerta seperti diabetes mellitus, gagal ginjal, gagal jantung, maupun defisiensi hormon, diagnosis banding penyebab hipoglikemia biasanya lebih sulit diidentifikasi. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan adanya kaitan antara satu penyakit dengan entitas penyakit lainnya yang membuat identifikasi penyebab hipoglikemia menjadi kompleks.

Sebagai contoh, agak sulit membedakan penyebab pasti hipoglikemia pada pasien diabetes mellitus tipe 2 (T2DM) disertai komorbiditas berupa gagal ginjal kronik yang mendapat terapi insulin. Namun, secara umum, obat dan senyawa lain yang berpengaruh pada metabolisme glukosa merupakan penyebab tersering hipoglikemia.[4-7]

Diagnosis Banding pada Bayi dan Anak

Berbeda dengan orang dewasa, diagnosis banding penyebab hipoglikemia pada bayi dan anak-anak umumnya merupakan suatu defek pada satu atau lebih mekanisme pertahanan terhadap penurunan glukosa darah akibat puasa. Defek glikogenolisis biasanya ditandai oleh kenaikan kadar keton dan asidosis metabolik. Gangguan glukoneogenesis sangat mungkin disertai peningkatan kadar asam lemak bebas, kadar keton, kadar laktat, dan asidosis metabolik.

Kelainan oksidasi asam lemak berkaitan dengan peningkatan asam lemak bebas serta hipoglikemia hipoketotik non-asidosis. Defisiensi hormon pertumbuhan dan kortisol berhubungan dengan kadar hormon pertumbuhan dan kortisol yang rendah pada saat hipoglikemia.[4-7]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang utama pada hipoglikemia adalah pemeriksaan laboratorium kadar glukosa plasma. Pemeriksaan lain dapat bermanfaat mengidentifikasi etiologi hipoglikemia.

Pemeriksaan Kadar Glukosa

Pemeriksaan laboratorium yang mengindikasikan hipoglikemia adalah kondisi glukosa plasma di bawah 70 mg/dl. Kadar glukosa darah < 54 mg/dL menggambarkan suatu hipoglikemia yang bermakna secara klinis. Apabila hipoglikemia disertai dengan suatu gangguan kognitif berat yang memerlukan bantuan orang lain untuk pemulihan gejala, maka ini dikenal dengan sebutan hipoglikemia berat.

Tabel. 1 Klasifikasi Hipoglikemia

Derajat hipoglikemia Kriteria  kadar glukosa darah Deskripsi
Ambang waspada hipoglikemia (Level 1) ≤ 70 mg/dl Nilai ambang cukup rendah untuk memulai pemberian karbohidrat kerja cepat dan penyesuaian dosis terapi penurun glukosa
Hipoglikemia klinis signifikan (Level 2) < 54 mg/dl Nilai ambang cukup rendah untuk mengindikasikan suatu hipoglikemia serius
Hipoglikemia berat (Level 3) Tidak ada ambang batas khusus Hipoglikemia yang berkaitan dengan gangguan kognitif berat yang memerlukan pertolongan orang lain untuk pemulihan

Sumber: dr. Reren, Alomedika, 2023.[1,6,7]

Periode terbaik melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah adalah ketika gejala hipoglikemia mulai muncul pada pasien. Jika kadar glukosa darah rendah dan gejala membaik ketika kadar glukosa meningkat pasca pemberian tata laksana, hal tersebut mengkonfirmasi hipoglikemia sebagai penyebab gejala yang ada. Namun, jika penyebab hipoglikemia masih belum jelas, pemeriksaan penunjang lain diperlukan.[2-7]

Pemeriksaan Laboratorium Lain

Selain kadar glukosa, pemeriksaan laboratorium yang penting dilakukan pada pasien hipoglikemia apabila etiologinya belum pasti antara lain adalah pemeriksaan kadar insulin, proinsulin, dan C-peptide.

Secara klinis, apabila ditemukan kadar C-peptide rendah sedangkan kadar insulin tinggi, maka pasien tersebut sedang menerima insulin eksogen. Peningkatan kadar C-peptide bersama dengan peningkatan insulin dapat ditemukan pada pasien yang sedang mengonsumsi agen sekretagog seperti sulfonilurea karena agen tersebut bekerja dengan menstimulasi sekresi insulin endogen.[1,4]

Pencitraan

Apabila kemungkinan insulin eksogen sebagai etiologi dapat disingkirkan, maka perlu dicari penyebab hiperinsulinemia endogen yang terjadi. Disinilah pentingnya pemeriksaan abdominal computed tomography (CT) atau Magnetic Resonance Imaging untuk mencari risiko adanya tumor pankreas atau insulinoma.[4]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Sunita

Referensi

1. Desimone ME, Weinstock RS. Hypoglycemia. [Updated 2018 May 5]. In: Feingold KR, Anawalt B, Blackman MR, et al., editors. Endotext. South Dartmouth (MA): MDText.com, Inc.; 2000-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279137/?report=classic
2. Nakhleh A, Shehadeh N. Hypoglycemia in diabetes: An update on pathophysiology, treatment, and prevention. World J Diabetes. 2021;12(12):2036-2049.
3. Kallem VR, Pandita A, Gupta G. Hypoglycemia: When to Treat? Clin Med Insights Pediatr . 2017;11:1179556517748913.
4. Mathew P, Thoppil D. Hypoglycemia. Statpearl. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534841/
5. Ahmed FW, Majeed MS, Kirresh O. Non-diabetic Hypoglycemia. [Updated 2022 Sep 20]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK573079/
6. ADA. Glycemic targets: Standards of medical care in diabetes-2018. Diabetes Care . 2018;41(Suppl 1):S55–64.
7. Perkeni. Pedoman Pencegahan dan Pengelolaan Diabetes Mellitus tipe 2 Dewasa di Indonesia. 2021. https://pbperkeni.or.id/wp-content/uploads/2021/11/22-10-21-Website-Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf

Epidemiologi Hipoglikemia
Penatalaksanaan Hipoglikemia

Artikel Terkait

  • Hipoglikemia yang Tidak Terkait Diabetes Mellitus
    Hipoglikemia yang Tidak Terkait Diabetes Mellitus
  • Cegah Hipoglikemia pada Diabetes Mellitus Tipe 2
    Cegah Hipoglikemia pada Diabetes Mellitus Tipe 2
  • Rute Pemberian Glukosa untuk Pertolongan Pertama Hipoglikemia
    Rute Pemberian Glukosa untuk Pertolongan Pertama Hipoglikemia
Diskusi Terkait
dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
Dibalas 27 Januari 2024, 10:18
Penanganan pasien hipoglikemia di IGD
Oleh: dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
3 Balasan
Hari ini saya dapat pasien diUGD sangat anehWanita usia 74thnTidak ada DM hanya HT terkontrol dengan obat amlodipinKeluhan datang penurunan kesadaran hasil...
dr. Aud Prima Pribadi
Dibalas 19 Desember 2023, 08:05
Pemeriksaan GDA stik vs GDA sample darah vena pada neonatus hipoglikemia
Oleh: dr. Aud Prima Pribadi
1 Balasan
Pada PPM IDAI 2011, untuk penegakan Bayi Hipoglikemia, adalah dengan pemeriksaan GDA plasma. Pada Ruang Neonatus, seringnya hanya 1x dilakukan sampling darah...
Anonymous
Dibalas 06 Oktober 2023, 11:20
Hipoglikemia pada penderita DM tipe 2
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, ijin bertanya...Apakah pedoman penanganan hipoglikemia pd penderita DM tipe 2 sama dengan orng pd umumnya?<30 = 3 flsh D4030-60 = 2 flsh...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.