Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Krisis Adrenal general_alomedika 2024-04-02T10:29:41+07:00 2024-04-02T10:29:41+07:00
Krisis Adrenal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Krisis Adrenal

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Etiologi krisis adrenal adalah kegagalan atau insufisiensi adrenal yang mendadak. Krisis adrenal dapat dipicu oleh penghentian mendadak penggunaan kortikosteroid, sepsis, maupun trauma fisik yang parah.[1-3]

Insufisiensi Adrenal

Insufisiensi adrenal merupakan kondisi kurangnya produksi kortisol, sehingga pasien membutuhkan terapi pengganti hormon. Etiologi insufisiensi adrenal dapat dikelompokkan menjadi primer, sekunder, dan tersier atau glucocorticoid-induced.[2,3]

Insufisiensi Adrenal Primer

Pada insufisiensi adrenal primer, atau penyakit Addison, kelenjar adrenal terlibat langsung, umumnya oleh proses autoimun yang bersifat destruktif atau innate error steroidogenesis yang mengakibatkan defisiensi glukokortikoid dan mineralokortikoid.[2,3]

Insufisiensi Adrenal Sekunder

Pada insufisiensi adrenal sekunder, terjadi insufisiensi hormon adrenokortikotropik (ACTH) di pituitari. Penyebab umum insufisiensi adrenal sekunder meliputi tumor pada kelenjar pituitari, gangguan vaskular pada kelenjar pituitari atau hipotalamus, trauma kepala, serta infeksi atau inflamasi pada otak.[2,3]

Insufisiensi Adrenal Tersier

Insufisiensi adrenal tersier dapat disebabkan oleh supresi pelepasan corticotropin-releasing hormone (CRH) akibat penggunaan steroid eksogen jangka panjang.[2,3]

Faktor Risiko

Pasien dengan insufisiensi adrenal yang mendapat terapi penggantian glukokortikoid berisiko mengalami krisis adrenal saat mengalami infeksi akut atau stres fisik yang besar, terutama jika ada ketidaksesuaian antara dosis glukokortikoid yang diberikan dan kebutuhan glukokortikoid yang meningkat. Pasien dengan insufisiensi adrenal primer, yang juga kekurangan mineralokortikoid, berisiko lebih tinggi mengalami krisis adrenal yang lebih berat dibandingkan dengan pasien dengan insufisiensi adrenal sekunder.

Faktor risiko lain termasuk adanya penyebab yang memicu secara langsung pada kelenjar adrenal atau hipofisis, seperti infark atau perdarahan, penghentian mendadak penggunaan kortikosteroid, penyakit kanker yang mempengaruhi kelenjar adrenal, atau penggunaan obat-obat yang memengaruhi metabolisme kortisol. Faktor lain yang dapat memicu krisis adrenal meliputi infeksi, operasi, prosedur dental, dan riwayat krisis adrenal sebelumnya.[3]

Insufisiensi Adrenal Primer

Berbagai studi retrospektif melaporkan bahwa pasien insufisiensi adrenal primer lebih berisiko mengalami krisis adrenal dibandingkan pasien insufisiensi adrenal sekunder. Hal ini disebabkan pasien insufisiensi adrenal primer memerlukan terapi pengganti glukokortikoid dan mineralokortikoid, sehingga ketika krisis terjadi, kegagalan sirkulasi lebih signifikan dibandingkan jika hanya terdapat defisiensi glukokortikoid saja.

Di samping itu, sebagian pasien insufisiensi adrenal sekunder masih memiliki sekresi kortisol residual, sedangkan pasien insufisiensi adrenal primer benar-benar tidak mensekresikan glukokortikoid. Sebagian pasien insufisiensi adrenal primer juga memiliki penyakit autoimun, yang merupakan faktor risiko independen untuk terjadinya krisis adrenal.[1,2]

Insufisiensi Adrenal Dengan Autoimun

Beberapa studi melaporkan bahwa kombinasi diabetes mellitus tipe 1 dan insufisiensi adrenal primer meningkatkan risiko terjadinya krisis adrenal. Mekanisme penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi diduga akibat sulitnya menangani kedua penyakit tersebut secara bersamaan.

Misalignment antara terapi insulin dan terapi pengganti glukokortikoid tidak hanya dapat menyebabkan krisis adrenal, melainkan juga hipoglikemia, hiperglikemia, dan ketoasidosis diabetik. Kejadian infeksi pada pasien kombinasi insufisiensi adrenal dan diabetes mellitus tipe 1 juga lebih tinggi dibandingkan kelompok insufisiensi adrenal saja, menyebabkan angka rawat inap yang lebih tinggi.[2,4]

Kombinasi penyakit Hashimoto dan insufisiensi adrenal juga meningkatkan risiko terjadinya krisis adrenal. Salah satu faktor penyebabnya adalah over replacement levothyroxine ketika kebutuhan glukokortikoid meningkat, yang merupakan faktor pemicu krisis adrenal.[2]

Penyakit autoimun non-endokrin yang meningkatkan risiko terjadinya krisis adrenal adalah penyakit Celiac dan kolitis ulseratif. Pada kombinasi insufisiensi adrenal dan salah satu dari kedua penyakit tersebut, absorpsi hydrocortisone di saluran cerna terganggu, sehingga rentan terjadi krisis adrenal.[2,4]

Pasca Terapi Sindrom Cushing

Pasien dengan riwayat adrenalektomi bilateral akibat sindrom Cushing berisiko mengalami krisis adrenal karena tidak adanya sekresi glukokortikoid dan mineralokortikoid. Pada pasien yang mendapatkan terapi sindrom Cushing lain, seperti pembedahan transsfenoidal atau radioterapi pada, risiko krisis adrenal tergantung pada sekresi glukokortikoid residual masing-masing individu.[2]

Pasien yang Menggunakan Mitotane

Pasien yang mendapat mitotane sebagai terapi adjuvan karsinoma adrenokortikal metastatik juga rentan mengalami krisis adrenal. Selain merupakan obat adrenostatik yang dapat menyebabkan nekrosis adrenal, mitotane juga menginduksi enzim CYP3A4, sehingga meningkatkan metabolisme hydrocortisone.[2,5]

Pasien Lansia Dengan Multimorbiditas dan Insufisiensi Adrenal

Pasien lansia dengan multimorbiditas dan insufisiensi adrenal juga memerlukan perhatian khusus, mengingat mortalitas berkaitan dengan krisis adrenal meningkat signifikan seiring bertambahnya usia.

Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya krisis adrenal pada pasien lansia. Salah satunya adalah meningkatnya prevalensi komorbid, terutama frekuensi infeksi bakteri yang dapat memicu krisis adrenal. Selain itu, gejala klinis insufisiensi adrenal pada lansia dapat keliru dikaitkan dengan penyakit lain, efek samping obat, atau efek penuaan.[2]

Insufisiensi Adrenal Tersier

Masalah utama terkait insufisiensi adrenal tersier adalah kurangnya awareness dokter terhadap kondisi tersebut pada pasien pengguna steroid eksogen jangka panjang. Karena itu, kelompok pasien tersebut berisiko mengalami krisis adrenal pada kondisi stres.[2]

Pasien Hamil Dengan Insufisiensi Adrenal

Pasien hamil dengan insufisiensi adrenal lebih berisiko mengalami krisis adrenal. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan sulitnya mendiagnosis insufisiensi adrenal awitan baru pada kehamilan.

Selain itu, kehamilan juga dapat dianggap sebagai kondisi hiperkortisolisme, dan dihubungkan dengan peningkatan signifikan corticosteroid-binding globulin dan konsentrasi kortisol serum total. Pada trimester ketiga, konsentrasi kortisol bebas meningkat, sehingga pasien membutuhkan dosis hydrocortisone lebih tinggi. Pada pasien insufisiensi adrenal sekunder, dosis fludrocortisone juga perlu ditingkatkan di trimester ketiga, karena progesteron serum memiliki efek anti-mineralokortikoid.[2,6]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Brenda Desy Romadhon

Referensi

1. Elshimy G, Chippa V, Kaur J, et al. Adrenal Crisis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499968/
2. Claessen KMJA, Andela CD, Biermasz NR, et al. Clinical Unmet Needs in the Treatment of Adrenal Crisis: Importance of the Patient's Perspective. Front Endocrinol (Lausanne). 2021;12:701365. doi:10.3389/fendo.2021.701365
3. Dineen R, Thompson CJ, Sherlock M. Adrenal crisis: prevention and management in adult patients. Ther Adv Endocrinol Metab. 2019;10:2042018819848218. doi:10.1177/2042018819848218
4. Wolff ASB, Kucuka I, Oftedal BE. Autoimmune primary adrenal insufficiency -current diagnostic approaches and future perspectives. Front Endocrinol (Lausanne). 2023;14:1285901. doi:10.3389/fendo.2023.1285901
5. Poirier J, Gagnon N, Terzolo M, et al. Recovery of Adrenal Insufficiency Is Frequent After Adjuvant Mitotane Therapy in Patients with Adrenocortical Carcinoma. Cancers (Basel). 2020;12(3):639. doi:10.3390/cancers12030639
6. Poirier J, Gagnon N, Terzolo M, et al. Recovery of Adrenal Insufficiency Is Frequent After Adjuvant Mitotane Therapy in Patients with Adrenocortical Carcinoma. Cancers (Basel). 2020;12(3):639. doi:10.3390/cancers12030639

Patofisiologi Krisis Adrenal
Epidemiologi Krisis Adrenal
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.