Prognosis Krisis Adrenal
Dengan terapi yang cepat dan tepat, prognosis krisis adrenal umumnya baik. Namun, jika tidak diobati, krisis adrenal dapat berujung fatal. Komplikasi yang bisa timbul akibat krisis adrenal yang tidak terkontrol meliputi syok, gagal organ, hingga kematian.[1-3]
Komplikasi
Selain kematian, komplikasi terkait krisis adrenal meliputi gangguan elektrolit yang dapat mengakibatkan komplikasi lanjutan seperti kejang, aritmia, dan koma. Jika tidak ditangani, hipotensi dapat mengakibatkan hipoperfusi dan kegagalan organ multipel.[1,3]
Syok
Krisis adrenal dapat menyebabkan hipotensi, yang bisa mengakibatkan syok. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak dapat mempertahankan aliran darah yang adekuat ke organ vital, dan dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan cepat.[1-3,11]
Gangguan Elektrolit
Kelenjar adrenal memainkan peran penting dalam regulasi elektrolit dalam tubuh, seperti natrium dan kalium. Gangguan fungsi adrenal dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit yang berpotensi berbahaya, seperti hiponatremia dan hiperkalemia.[1-3]
Gangguan Neurologis
Kekurangan hormon kortisol dapat menyebabkan gangguan neurologis, seperti kebingungan, disorientasi, atau bahkan koma.[3,7,11]
Gangguan Kardiovaskular
Kondisi hipotensi dan gangguan elektrolit yang terkait dengan krisis adrenal dapat meningkatkan risiko gangguan kardiovaskular, seperti aritmia atau gagal jantung.[3,7,11]
Gagal Organ
Jika tidak ditangani dengan cepat, krisis adrenal dapat menyebabkan gagal organ, terutama pada organ vital seperti jantung, paru-paru, ginjal, atau hati.[3,7,11]
Prognosis
Krisis adrenal yang ditangani dengan suplementasi glukokortikoid dini umumnya memiliki luaran klinis yang baik. Meski demikian, deteksi dari krisis adrenal memerlukan kecurigaan klinis tinggi karena gejalanya yang non-spesifik. Keterlambatan penanganan akan meningkatkan risiko sekuele dan mortalitas.
Pasien dengan insufisiensi adrenal yang pernah mengalami krisis adrenal telah dilaporkan mengalami penurunan harapan hidup. Tingkat mortalitas krisis adrenal pada pasien dengan insufisiensi adrenal primer dan sekunder dilaporkan sebesar 0,5 hingga 2%.[3,7]
Penulisan pertama oleh: dr. Brenda Desy Romadhon