Edukasi dan Promosi Kesehatan Abses Perianal
Pada edukasi dan promosi kesehatan abses perianal, dokter perlu menjelaskan tentang hal-hal yang perlu dilakukan pasien setelah insisi dan drainase abses. Pasien juga disarankan untuk kontrol ke dokter hingga luka pascainsisi sembuh total.
Edukasi Pasien
Edukasi bagi pasien abses perianal mencakup perawatan setelah dilakukannya insisi dan drainase. Pasien juga perlu diedukasi mengenai konsumsi antibiotik pascainsisi.
Perawatan Postperatif
Setelah dilakukan insisi dan drainase, pasien dapat mengonsumsi analgesik untuk mengurangi rasa nyeri. Analgesik yang dapat digunakan, antara lain kombinasi kodein dan paracetamol. Selain itu, untuk mencegah terjadinya konstipasi, pasien juga dapat mengonsumsi laksatif, seperti laktulosa, atau suplemen serat pangan. Dokter juga perlu mengedukasi pasien agar melakukan sitz baths di rumah.[2,4]
Antibiotik
Biasanya, pasien rawat jalan tidak menerima antibiotik. Namun, antibiotik dapat dipertimbangkan bagi pasien yang menunjukkan gejala infeksi sistemik, seperti demam tinggi atau leukositosis. Beberapa antibiotik yang biasa digunakan, antara lain ampicillin dan clindamycin. Penggunaan antibiotik harus sesuai anjuran dokter dan dihabiskan untuk mencegah resistensi antibiotik.
Antibiotik juga biasanya diberikan bagi pasien dengan gangguan sistem imun, misalnya penyandang diabetes, penderita human immunodeficiency virus (HIV), atau pada pasien Crohn’s disease. Selain itu, antibiotik juga diindikasikan bagi pasien dengan katup prostetik, riwayat endokarditis, penyakit jantung bawaan, dan pasien yang menerima transplantasi jantung.[2,13,16]
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pada pasien imunokompeten, belum ada hal spesifik yang direkomendasikan untuk mencegah terjadinya abses perianal. Secara umum, menjaga kebersihan perianal, serta memastikan daerah perianal kering dapat mencegah terjadinya luka, sehingga mungkin berperan untuk mencegah abses. Diet tinggi serat pangan diduga dapat menurunkan risiko sumbatan kelenjar anal, tetapi masih kontroversial.
Jika pasien menderita penyakit lain, seperti infeksi HIV atau Crohn’s disease, terapi yang adekuat untuk memelihara klinis pasien dapat menurunkan risiko terjadinya abses perianal. Bagi penyandang diabetes mellitus, terutama diabetes mellitus tipe 2, memiliki kontrol glikemik yang baik juga diduga dapat menurunkan risiko munculnya abses perianal.[2,3]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra