Etiologi Abses Perianal
Etiologi abses perianal pada umumnya adalah akibat infeksi bakteri, misalnya Staphylococcus aureus, Streptococcus, dan Escherichia coli. Faktor risiko terjadinya abses perianal adalah jenis kelamin laki-laki, kebiasaan merokok, infeksi human immunodeficiency virus, dan inflammatory bowel disease.
Etiologi
Sekitar 90% etiologi abses perianal adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh bakteri aerob maupun anaerob. Beberapa bakteri yang diketahui dapat menyebabkan abses perianal antara lain Bacteroides fragilis, Peptostreptococcus, Prevotella, Fusobacterium, Porphyromonas, Clostridium species, Staphylococcus aureus, Streptococcus, dan Escherichia coli.
Sebagian kecil dari abses perianal disebabkan oleh Crohn's disease, trauma, kondisi imunodefisiensi akibat infeksi human immunodeficiency virus (HIV), keganasan, tuberkulosis, hidradenitis suppurativa, serta penyakit menular seksual, misalnya gonorrhea atau sifilis. Terapi radiasi, benda asing, inflammatory bowel disease, dan apendisitis juga diduga berhubungan dengan abses perianal.[2,4]
Faktor Risiko
Faktor risiko terjadinya abses perianal dapat berupa faktor yang tidak dapat diubah, misalnya jenis kelamin. Laki-laki lebih berisiko mengalami abses perianal hingga 2 kali lipat, dibandingkan perempuan. Selain itu usia yang lebih muda, terutama di bawah 40 tahun, juga lebih berisiko mengalami abses perianal.[3,5]
Riwayat penyakit, misalnya inflammatory bowel disease, seperti Crohn’s disease dan kolitis ulseratif, obesitas, infeksi HIV, dan penyakit radang panggul juga dapat meningkatkan risiko terjadinya abses perianal.[2,3,6]
Diabetes yang tidak terkontrol juga diketahui merupakan faktor risiko rekurensi abses perianal. Studi oleh Adamo, et al. pada tahun 2021 menemukan bahwa pasien diabetes mellitus tipe 2 lebih berisiko untuk terkena abses perianal dibandingkan pasien diabetes melitus tipe 1. Berdasarkan temuan tersebut, mungkin faktor gangguan metabolik lebih berperan dibandingkan autoimun.[5]
Studi kasus kontrol oleh Abdelrahim, et al, di Sudan pada tahun 2018 mendapatkan bahwa kebiasaan merokok dan menghisap shisha merupakan faktor risiko terjadinya abses perianal. Secara spesifik, merokok juga berhubungan dengan rekurensi abses perianal. Studi ini juga mendapatkan bahwa riwayat abses anorektal sebelumnya merupakan faktor risiko terjadinya abses perianal.[7]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra