Penatalaksanaan Gastritis
Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah obat yang dapat menurunkan asam lambung, seperti antasida, obat sitoprotektif, atau omeprazole. Pengobatan spesifik lain akan tergantung pada jenis gastritis. Gastritis akibat infeksi Helicobacter pylori adalah yang paling banyak terjadi, dimana terapi melibatkan kombinasi antara proton pump inhibitor (PPI) seperti omeprazole, dengan clarithromycin, dan amoxicillin atau metronidazole.
Berobat Jalan
Umumnya, penatalaksanaan gastritis tidak memerlukan rawat inap. Pada pasien yang keadaan umum dan kesadaran masih baik, pasien dapat dipulangkan dan diberikan obat sesuai gejala yang dirasakan. Pasien bisa mendapat penurun asam lambung seperti antasida ataupun obat sitoprotektif, disertai dengan tambahan obat lain sesuai etiologi.
Regimen pengobatan spesifik akan berbeda-beda sesuai dengan etiologi. Misalnya, diperlukan antibiotik pada infeksi H. pylori, atau terapi imunomodulator pada gastritis autoimun.[3,11]
Antasida
Umumnya obat golongan antasida diberikan sebagai profilaksis. Antasida yang mengandung aluminium dan magnesium dapat membantu meredakan gejala gastritis dengan menetralkan asam lambung.[22]
H2 blockers
Obat golongan H2 blockers seperti cimetidine dan ranitidine efektif menekan sekresi basal asam lambung. FDA Amerika Serikat melakukan penarikan ranitidine pada tahun 2020 dikarenakan adanya kekhawatiran tentang pencemaran molekul karsinogenik N-nitrosodimethyllamine (NDMA).[23]
Cimetidine
Cimetidine bekerja dengan menghambat pelepasan histamin pada sel-sel parietal gaster sehingga terjadi penurunan sekresi asam lambung, volume lambung, dan konsentrasi hidrogen. Obat dapat diberikan dalam dosis 200 mg tiap 12 jam.[22]
Proton Pump Inhibitors (PPI)
Contoh obat golongan PPI adalah omeprazole, lanzoprazole, dan esomeprazole. Kerja PPI adalah dengan menghambat sekresi asam lambung. PPI memiliki durasi kerja panjang dan telah banyak dilaporkan efektif untuk gastritis.
- Omeprazole dapat digunakan dalam dosis 20-40 mg per oral per hari
- Lansoprazole dapat digunakan dalam dosis 15-30 mg per oral per hari
- Esomeprazole dapat digunakan dalam dosis 20 mg per oral per hari[11,22,23]
Triple Therapy Untuk Infeksi Helicobacter pylori
Pilihan terapi lini pertama pada pasien yang terinfeksi Helicobacter pylori yaitu:
- PPI selama 7-14 hari
Amoxicillin 500 mg, 2 kali sehari, selama 7-14 hari
Clarithromycin 500 mg, 2 kali sehari, selama 7-14 hari atau metronidazole 500 mg 2 kali sehari jika angka resistensi clarithromycin tinggi[12]
Penggunaan clarithromycin harus dihindari pada area dengan resistensi di atas 15% dan pada pasien dengan paparan makrolida sebelumnya. Terapi bismut quadruple terdiri dari PPI, bismut, tetrasiklin, dan nitroimidazole selama 10-14 hari dapat menjadi alternatif.[11]
Follow-up terhadap eradikasi kuman Helicobacter pylori dilakukan setelah 4 minggu selesai terapi dan terapi PPI telah dihentikan. Modalitas pemeriksaan yang digunakan adalah urea breath test (UBT), uji fekal antigen, ataupun uji berbasis biopsi.[12,24]
Persiapan Rujukan
Pasien dirujuk ke rumah sakit apabila terdapat indikasi berupa:
- Perdarahan kronis gastrointestinal
- Penurunan berat badan progresif tanpa sebab yang jelas
- Kesulitan menelan yang progresif
- Muntah yang persisten
- Anemia defisiensi besi
- Massa epigastrik
- Hasil barium swallow yang mencurigakan[25]
Penulisan pertama oleh: dr. Riawati