Prognosis Gastritis
Pada kebanyakan kasus, prognosis gastritis adalah baik dengan pengobatan. Kecuali pada tipe gastritis phlegmonous yang berisiko menyebabkan komplikasi septikemia dan kematian.[11]
Komplikasi
Dalam kondisi akut, gastritis dapat menyebabkan dehidrasi akibat muntah, yang selanjutnya berisiko menimbulkan insufisiensi ginjal akibat dehidrasi. Gastritis juga bisa menimbulkan perdarahan saluran cerna akibat erosi atau ulkus.
Obstruksi outlet gaster akibat edema dapat terjadi. Hal ini dapat mengurangi transfer makanan dari lambung ke usus halus.
Jika kondisi gastritis terus berlanjut, dapat terjadi ulkus peptikum, atrofi gaster, displasia gaster, dan selanjutnya berisiko berkembang menjadi kanker lambung.
Apabila terjadi erosi atau ulkus yang lama, pasien bisa mengalami anemia defisiensi besi hingga perforasi gaster.
Hilangnya faktor intrinsik dapat menyebabkan defisiensi mikronutrien. Pada kasus yang berat, dapat terjadi anemia pernisiosa.
Potensi komplikasi lainnya adalah mucosa-associated lymphoid tissue (MALT) lymphoma dan tumor neuroendokrin.[3,8,11]
Prognosis
Secara umum, gastritis dengan awitan akut dapat sembuh spontan. Pada pasien yang terkena gastritis erosif, gejala akan mereda setelah penghentian zat erosif eksternal, misalnya konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti diklofenak atau aspirin.
Sekitar 10% pasien dengan infeksi H. pylori mengalami perkembangan menjadi ulkus peptikum. Sekitar 1-3% berkembang menjadi kanker lambung. Pasien dengan gastritis atrofi kronik berisiko lebih tinggi mengalami perkembangan menjadi kanker lambung.
Gastritis phlegmonous adalah penyakit langka akibat invasi bakteri yang berat pada dinding lambung. Kondisi ini dapat dengan cepat berkembang menjadi septikemia. Angka mortalitasnya mencapai 65% meskipun dengan pengobatan.[3,8,11]
Penulisan pertama oleh: dr. Riawati