Edukasi dan Promosi Kesehatan Hiperbilirubinemia
Edukasi dan promosi kesehatan hiperbilirubinemia dilakukan dengan identifikasi penyebab intrahepatik maupun ekstrahepatik, serta pencegahan faktor risiko yang dapat dimodifikasi, seperti alcoholic maupun non–alcoholic liver disease.
Edukasi Pasien
Edukasi pasien dengan hiperbilirubinemia meliputi penyebab hiperbilirubinemia, gejala yang ditimbulkan, pemeriksaan, dan tata laksana lebih lanjut. Hiperbilirubinemia adalah kondisi di mana kadar bilirubin dalam darah meningkat, yang dapat menyebabkan kuning (ikterus).[23]
Penyebab hiperbilirubinemia dapat dibedakan menjadi kondisi sebelum konjugasi bilirubin, seperti anemia hemolitik; saat konjugasi bilirubin seperti infeksi hepatitis, penyakit autoimun, dan obat–obatan; serta gangguan pengeluaran bilirubin seperti batu empedu, kanker empedu dan karsinoma pankreas.
Pemeriksaan yang dilakukan pada hiperbilirubinemia meliputi pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah lengkap, fungsi hati, kadar bilirubin darah, dan urin. Pemeriksaan radiologi yang dibutuhkan antara lain adalah ultrasonografi, CT scan, dan MRI.
Tata laksana yang dilakukan bergantung pada penyebab hiperbilirubinemia. Pada bayi yang memerlukan fototerapi, orang tua perlu diedukasi mengenai manfaat dan risikonya. Selain itu, pada orang dewasa, terdapat berbagai pilihan terapi untuk penanganan painless jaundice, serta opsi terapi ekstrahepatik dan intrahepatik baik non–alcoholic fatty liver disease (NAFLD) dan non–alcoholic steatohepatitis (NASH).[23]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Hiperbilirubinemia dapat dicegah dengan perbaikan gaya hidup, seperti mengurangi konsumsi alkohol, menjaga berat badan yang ideal, diet rendah kolesterol, dan mencegah terjadinya infeksi hepatitis. Hepatitis dapat dicegah dengan vaksinasi hepatitis, penggunaan kondom saat hubungan seksual, dan menghindari penggunaan narkotika suntik.[23]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli