Epidemiologi Inkontinensia Alvi
Laporan epidemiologi menunjukkan bahwa prevalensi inkontinensia alvi adalah sekitar 8,3%, yang semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia. Prevalensi terbesar ada pada kelompok yang berusia ≥70 tahun.[1,3,5]
Global
Data epidemiologi di Amerika Utara pada tahun 2014 menunjukkan bahwa prevalensi inkontinensia alvi adalah sekitar 8,3%. Prevalensi ini meningkat seiring bertambahnya usia, yakni mulai dari 3% pada usia 20–29 tahun menjadi 16% pada usia ≥70 tahun. Prevalensi juga meningkat pada populasi dengan penyakit anorektal seperti hemoroid dan fistula ani.[5]
Pada populasi geriatri di panti jompo, prevalensi inkontinensia alvi dilaporkan setinggi 25–35%. Sementara itu, pada populasi geriatri yang dirawat inap di rumah sakit, prevalensi inkontinensia alvi adalah sekitar 10–25%. Inkontinensia alvi menyebabkan isolasi sosial, stigmatisasi, dan berkurangnya kepercayaan.[1,12,13]
Indonesia
Data epidemiologi inkontinensia alvi di Indonesia masih terbatas. Studi epidemiologi nasional masih diperlukan karena data yang ada saat ini hanya berasal dari studi-studi terpisah di beberapa rumah sakit.
Mortalitas
Inkontinensia alvi pada populasi berusia ≥65 tahun yang telah mengalami gangguan fungsionalitas dilaporkan berhubungan dengan mortalitas. Suatu studi berskala besar pada 41.932 orang berusia ≥65 tahun melaporkan adanya hubungan antara kenaikan frekuensi inkontinensia alvi dengan kenaikan risiko kematian.[11]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur