Edukasi dan Promosi kesehatan Keracunan Makanan
Edukasi dan promosi kesehatan mengenai keracunan makanan adalah untuk selalu menjaga kebersihan dan higienitas makanan, terutama dalam proses membersihkan, mengolah, dan menyimpan makanan.
Edukasi Pasien
Pasien diedukasi bahwa keracunan makanan dicurigai apabila keluhan terjadi setelah riwayat makanan tertentu, yang biasanya dalam bentuk mentah atau tidak dimasak dengan baik. Keluhan yang paling sering pada keracunan makanan adalah gejala gastrointestinal, tetapi tidak menutup adanya keluhan neurologis ataupun renal.
Pasien juga diedukasi bahwa sebagian besar kasus keracunan makanan dapat sembuh, dan terapi yang utama adalah rehidrasi agar pasien tidak dehidrasi. Pada anak, terdapat penanganan diare yang perlu diketahui orang tua.
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Keracunan makanan merupakan kondisi yang dapat dicegah dengan melakukan pengolahan makan yang baik, menghindari makanan yang berbahaya, dan menjaga higienitas. Hal-hal ini perlu diedukasi kepada pasien agar ke depannya tidak terulang kembali.[42,43]
Membersihkan Tangan
Membersihkan tangan dilakukan selama minimal 20 detik di air mengalir dan menggunakan sabun untuk menghilangkan patogen. Sabun yang digunakan tidak perlu sabun antiseptik. Setelah dicuci, tangan dikeringkan dengan handuk bersih.
Membersihkan Peralatan Memasak
Gunakan handuk bersih untuk membersihkan permukaan meja. Setelah digunakan, handuk perlu dicuci dengan air panas. Peralatan memasak perlu dibersihkan dengan air panas dan sabun setelah digunakan dan sebelum berpindah ke bahan makanan lain. Pembersihan dengan klorin dapat digunakan sebagai tambahan.
Membersihkan Bahan Makanan
Bahan makanan seperti sayur dan buah perlu dicuci di air mengalir dan tidak perlu menggunakan sabun atau pembersih lainnya. Daging, unggas dan telur dalam kemasan tidak perlu dicuci karena akan mengkontaminasi tempat cuci jika ada cipratan air dari daging atau unggas.[42]
Memisahkan Bahan Makanan dengan Makanan Matang
Daging mentah, unggas, dan hewan laut perlu diberikan tempat masing-masing dan dipisahkan dengan makanan lain, terutama makanan matang. Pemisahan ini berlaku saat berbelanja dan saat penyimpanan. Peralatan masak untuk daging mentah, unggas, dan hewan laut juga sebaiknya dipisahkan dengan makanan matang.[43]
Masak Makanan sampai Matang
Makanan perlu dimasak sampai suhu internal cukup tinggi untuk membunuh patogen penyebab keracunan makanan. Hal ini hanya dapat dipastikan melalui temperatur makanan. Suhu internal makanan yang ideal adalah 62oC.[43]
Penyimpanan Makanan
Makanan sisa disimpan dalam kulkas dengan suhu dibawah 4o C. Simpan makanan yang mudah rusak dalam waktu 2 jam setelah proses memasak. Makanan dari kulkas yang akan digunakan kembali dapat diencerkan dengan air dingin atau microwave. Makanan tidak boleh dibiarkan terbuka pada suhu ruang karena bakteri akan multiplikasi secara cepat pada kondisi tersebut.[43]
Selain memperhatikan hal-hal di atas, pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari makanan berikut:
- Daging atau unggas yang mentah atau tidak matang
- Telur yang tidak matang (termasuk dalam saus salad)
- Susu atau produk susu yang tidak dipasteurisasi
- Hewan laut bercangkang yang mentah
- Buah dan sayur yang tidak dicuci dengan baik
- Adonan kue atau adonan lainnya yang mentah[44]
Vaksinasi
Vaksinasi untuk beberapa patogen seperti virus hepatitis A dan rotavirus sudah ada dan telah dapat digunakan. Vaksin hepatitis A dapat diberikan pada semua anak di atas 12 tahun dan kelompok dengan risiko tinggi seperti pasien dengan imunosupresi.
Vaksin hepatitis A yang diberikan 14 hari pasca paparan memiliki efektivitas yang sama dengan pemberian imunoglobulin. Vaksin rotavirus juga dapat diberikan kepada bayi, namun memiliki risiko intususepsi.[45,46]
Vaksin yang masih dalam pengembangan adalah vaksin untuk shigella, enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC), dan kriptosporidium.[47-50]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja