Prognosis Keracunan Makanan
Prognosis pasien keracunan makanan memburuk jika etiologi tidak bersifat self-limited dengan komplikasi yang berbahaya, misalnya Clostridium botulinum. Faktor yang mempengaruhi prognosis lainnya adalah kerentanan terhadap dehidrasi, khususnya pada bayi, anak-anak, dan lanjut usia. Komplikasi yang dapat timbul pada keracunan akibat botulinum ini adalah paralisis yang dapat berakhir pada mortalitas.
Komplikasi
Sebagian besar kasus keracunan makanan tidak menimbulkan komplikasi. Akan tetapi ada beberapa patogen yang menimbulkan komplikasi lebih lanjut jika tidak ditata laksana dengan baik. Berikut adalah beberapa contoh patogen yang memiliki komplikasi lebih lanjut.
Clostridium perfringens: patogen ini memiliki komplikasi enteritis nekrotikans atau pig-bell dan dapat berujung fatal[32]
Listeria sp: komplikasi invasif seperti bakteremia dan meningitis lebih sering terjadi pada pasien neonatus, orang tua, dan pasien dengan gangguan sistem imun[33]
Salmonella sp: bakteri ini dapat menyebar secara hematogen dan menyebabkan komplikasi infeksi di endovaskular seperti aortitis dan endokarditis; infeksi di tulang dan sendi; dan abses visceral[34]
- Vibrio parahaemolyticus
- Komplikasi dari Parahaemolyticus disebabkan oleh eksotoksin dan menyebabkan bakteremia dan sepsis, terutama pada pasien dengan gangguan hepar[35]
Yersinia: komplikasi yang dapat terjadi adalah eritema nodosum pada kaki dan batang tubuh (dapat menghilang setelah 1 bulan); artritis pada sendi lutut, pergelangan kaki, atau pergelangan tangan (menghilang dalam 1 – 6 bulan); dan glomerulonefritis[36]
- Toksin ciguatera: Pada beberapa kasus, toksin ciguatera dapat menimbulkan gangguan kardiovaskular yang bermanifestasi sebagai bradikardi, hipotensi, aritmia, atau blok atrioventrikular. Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat menyebabkan kematian[37]
- Toksin pada jamur: Keracunan makanan akibat toksin pada jamur, dapat menyebabkan kerusakan ginjal permanen akibat dehidrasi yang berkepanjangan, serta gangguan neurologis seperti kejang. Risiko komplikasi dan mortalitas akan meningkat pada pasien dengan usia yang lebih tua dan pasien yang datang dengan keluhan gastrointestinal[38]
- Arsenik: Paparan arsenik dalam waktu yang lama atau sejak dari masa kandungan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, dapat meningkatkan risiko kanker, penyakit paru kronik, infark miokard, dan gagal ginjal. Jika paparan dimulai dari usia dini, perkembangan kognitif, kecerdasan, dan memori dapat terganggu[39,40]
Prognosis
Dokter harus bisa membedakan etiologi keracunan makanan yang bersifat self-limited dengan etiologi yang membahayakan nyawa akibat risiko komplikasinya. Prognosis pasien dengan etiologi yang membahayakan nyawa ditentukan oleh penanganan yang tepat dan diberikan secara cepat.
Contohnya adalah Clostridium botulinum. Kasus botulisme yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan morbiditas seperti paralisis dan mortalitas hingga 5% dari kasus. Keracunan akibat toksin akibat jamur juga dapat berakibat fatal, bahkan sampai berujung ke kematian, jika tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat.[38,41]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja