Epidemiologi Keracunan Makanan
Keracunan makanan merupakan penyakit dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Berdasarkan data CDC, tingkat mortalitas keracunan makanan mencapai sekitar 1 per 15 ribu orang sedangkan data WHO menunjukkan total angka kematian global mencapai 420 ribu per tahun.[2]
Global
Keracunan makanan merupakan masalah global yang menimbulkan morbiditas dan mortalitas. Berdasarkan data dari Center for Disease Control (CDC) di Amerika Serikat, sekitar 48 juta orang mengalami keracunan makanan setiap tahunnya. Dari angka tersebut, 128.000 di antaranya membutuhkan rawat inap dan 3.000 kasus berakibat fatal sampai ke kematian.[12,14]
Patogen yang paling banyak menimbulkan kasus keracunan makanan adalah infeksi Campylobacter yang berasal dari susu yang tidak dipasteurisasi, Norovirus yang berasal dari hewan laut bercangkang, infeksi Escherichia coli dan Salmonella sp. yang berasal dari telur mentah atau tidak matang, toksin ciguatera dari ikan seperti kerapu, tuna, dan barakuda, Cyclospora yang ditemukan pada rasberi, virus hepatitis A, serta Listeria yang berasal dari daging olahan dalam kemasan.[13]
Telah dilaporkan wabah keracunan makanan akibat Cyclosporiasis di Amerika Serikat, Vibrio parahaemolyticus di Amerika Selatan, dan Listeria di Afrika Selatan.[15-18]
Indonesia
Pada tahun 2000–2015, terdapat 61.119 kasus keracunan makanan yang dilaporkan di Indonesia dengan tingkat mortalitas sebesar 0,4%. Jenis pangan yang sering menimbulkan keracunan makanan adalah masakan rumah tangga (46,9%), makanan jasa boga (18,9%), dan makanan jajanan (18,3%), sedangkan untuk patogen yang paling banyak ditemukan adalah Escherichia coli (20%), Bacillus cereus (19,4%), dan Staphylococcus sp (18,3%).[19]
Mortalitas
Walaupun sebagian besar kasus keracunan makanan dapat sembuh dengan sendirinya, tidak sedikit di antara kasus tersebut yang berakibat fatal. Di Kanada, ditemukan bahwa kematian akibat keracunan makanan mencapai 238 kasus setiap tahunnya. Patogen yang banyak menimbulkan kematian adalah Norovirus, Salmonella spp, Campylobacter spp, dan Listeria monocytogenes.[20]
Setiap tahunnya diestimasi sebanyak 3.000 orang di Amerika meninggal karena kasus keracunan makanan.[14]
Data dari WHO menunjukkan bahwa 1 dari 10 orang mengalami keracunan makanan dengan angka kematian sekitar 420.000 per tahunnya. Dari angka tersebut, sekitar 30% kematian akibat keracunan makanan terjadi pada populasi anak di bawah 5 tahun.[21]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja