Pendahuluan Kolelitiasis
Kolelitiasis (cholelithiasis) atau batu empedu adalah deposit cairan pencernaan yang mengeras di dalam kantung empedu, sedangkan koledokolitiasis adalah batu empedu yang berada di saluran empedu. Terdapat beberapa mekanisme terbentuknya kolelitiasis, yaitu supersaturasi kolesterol, produksi bilirubin berlebih, dan hipomotilitas atau gangguan kontraktilitas kantung empedu.[1–3]
Kolelitiasis yang paling sering ditemukan merupakan batu empedu kolesterol, diikuti dengan batu empedu pigmen hitam dan coklat. Faktor risiko terbentuknya batu empedu kolesterol adalah jenis kelamin perempuan, usia di atas 40 tahun, obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat, diabetes melitus, dislipidemia, penurunan berat badan drastis, sedentary lifestyle, dan kehamilan.[4,5]
Kolelitiasis umumnya tidak bergejala. Keluhan utama pasien adalah kolik bilier, yaitu nyeri yang hilang timbul pada regio hipokondrium kanan atau epigastrium, dengan penjalaran ke puncak tulang scapula kanan. Perjalanan nyeri tersebut dikenal dengan sebutan Collins sign.[2,3]
Pemeriksaan USG abdomen merupakan pemeriksaan baku standar untuk mendeteksi kolelitiasis. Jika hasil USG inkonklusif maka dapat disarankan pemeriksaan MRCP (magnetic resonance cholangiopancreatography). Opsi pemeriksaan lainnya adalah USG endoskopi (endoscopic ultrasound / EUS) atau CT-Scan abdomen.[1-4]
Tata laksana tergantung dari tingkat keparahannya, bisa dilakukan observasi, manajemen nyeri, pemberian medikamentosa, serta tindakan invasif seperti ESWL (extracorporeal shockwave lithotripsy) atau kolesistektomi.[1-4]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini