Edukasi dan Promosi Kesehatan Kolelitiasis
Edukasi dan promosi kesehatan terkait kolelitiasis (cholelithiasis) atau batu empedu meliputi etiologi, faktor resiko, penatalaksanaan, serta komplikasi yang mungkin timbul. Pencegahan kolelitiasis adalah dengan melakukan pola hidup sehat, yaitu menjaga asupan makanan bergizi, melakukan aktivitas fisik rutin, dan menjaga berat badan ideal.[2]
Edukasi Pasien
Pasien perlu diedukasi mengenai kondisi kolelitiasis saat ini, penyebab, dan pilihan tata laksana. Setiap penatalaksanaan perlu disampaikan secara jelas kepada pasien dan keluarganya, mengenai keunggulan dan tingkat keberhasilannya. Perlu juga disampaikan komplikasi yang mungkin timbul jika kolelitiasis tidak diobati, faktor risiko penyebab komplikasi, dan anjuran cara mencegah terjadinya komplikasi.[2,17]
Apabila pasien dianjurkan untuk mendapatkan tindakan, maka harus dilakukan informed consent yang baik, mencakup indikasi operasi, prosedur, terapi alternatif, dan risiko tindakan. Termasuk perubahan diet yang harus diperhatikan pasien pasca tindakan kolesistektomi.[2,17]
Pasien batu empedu asimtomatik perlu diedukasi tanda bahaya terkait gejala kolik bilier dan pankreatitis akut, yaitu nyeri perut kanan atas atau ulu hati yang persisten atau lebih dari 20 menit, yang disertai dengan mual, muntah, atau demam. Jika nyeri perut dirasakan sangat berat dan berlangsung lebih dari 1 jam, perlu segera menuju fasilitas kesehatan terdekat.[2]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Risiko kolelitiasis simptomatik meningkat dengan peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar pinggang, dan kadar trigliserida serum. Oleh karena itu, beberapa upaya pencegahan dan pengendalian penyakit kolelitiasis kolesterol adalah menjalankan pola hidup sehat, menjaga asupan makanan bergizi, melakukan aktivitas fisik secara rutin, dan menjaga berat badan ideal.
Sementara itu, pembentukan kolelitiasis pigmen berhubungan dengan peningkatan kadar bilirubin, infeksi, dan stasis empedu, dimana belum ada penelitian mengenai cara pencegahannya yang spesifik.
Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik dapat mengurangi risiko kolelitiasis simptomatik sebesar 30%. Bahkan dengan aktivitas fisik yang lebih berat dapat menurunkan risiko munculnya gejala hingga 70%. Aktivitas fisik yang dimaksud adalah olahraga selama 1 jam pada pasien dengan riwayat sedentary lifestyle, atau 30 menit pada pasien yang masih sering bergerak.
Sebuah studi menunjukan bahwa peningkatan aktivitas endurance training rutin dapat menurunkan resiko batu empedu simptomatik. Aktivitas yang dilakukan adalah 30 menit olah raga, 5 kali dalam seminggu.
Olahraga rutin juga akan mengurangi kadar insulin, resistensi insulin, trigliserida, dan menurunkan sekresi lendir empedu. Olahraga juga meningkatkan kadar HDL yang mempunyai fungsi reverse cholesterol transport. Aktivitas fisik juga berkaitan dengan meningkatnya kontraksi kantung empedu sehingga akan mencegah penyakit kolelitiasis.[3,6]
Pencegahan dengan Terapi Disolusi Oral
Penggunaan obat disolusi oral untuk pencegahan kolelitiasis tidak disarankan pada populasi umum, kecuali pada kelompok risiko tinggi. Pasien yang berisiko tinggi mengalami kolelitiasis adalah pasien yang menjalani diet sangat ketat (<800 kkal/hari), atau yang menjalani operasi bariatrik. Sekitar 30‒71% dari populasi khusus ini mengalami kolelitiasis.
Pada pasien obesitas yang mengalami penurunan berat badan secara drastis (>1,5 kg/minggu), dapat diberikan obat asam ursodeoksikolat minimal 500 mg/hari.[3,6,14]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini