Epidemiologi Kolitis Ulseratif
Menurut data epidemiologi, penyakit kolitis ulseratif yang dahulu dikenal lebih sering terjadi di negara maju, kini justru meningkat di negara berkembang seperti negara–negara di Asia.[10-13]
Global
Kolitis ulseratif merupakan penyakit yang jarang terjadi, dengan tingkat prevalensi di bawah 1%. Tingkat prevalensi lebih tinggi pada negara Eropa dengan prevalensi tertinggi dilaporkan pada Norwegia sebesar 505 per 100.000 penduduk dan Amerika Serikat sebesar 286 per 100.000 penduduk.
Terjadi peningkatan insidensi pada negara Asia, Afrika, dan Amerika Selatan sejak tahun 1990 tetapi tingkat prevalensinya masih tetap lebih rendah dibandingkan dengan negara Eropa.[8]
Rentang usia yang dilaporkan terjadi kolitis ulseratif beragam antara penelitian satu dengan lainnya. Satu penelitian menyebutkan insiden tertinggi pada usia 15-30 tahun sedangkan penelitian lainnya menyebutkan usia dengan insiden tertinggi pada rentang 30-40 tahun.
Penelitian menunjukkan bahwa usia rata-rata saat ditemukan diagnosis penyakit ini lebih tinggi pada populasi Asia dibandingkan populasi Eropa dan Afrika.[10,13]
Indonesia
Di Indonesia, prevalensi kolitis ulseratif belum bisa didapat karena belum adanya penelitian yang meneliti mengenai data epidemiologi ini. Data prevalensi yang didapat hanya pelaporan rumah sakit.[12]
Mortalitas
Pelaporan dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat mortalitas pada pasien dengan kolitis ulseratif adalah sekitar 17%. Mortalitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor:
- Pembedahan atau komplikasi pembedahan (44%)
- Komplikasi kolitis ulseratif berupa kanker kolorektal (37%)
- Penyebab lain seperti perforasi usus atau infark usus[10]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja