Patofisiologi Kolitis Ulseratif
Patofisiologi kolitis ulseratif berupa proses inflamasi pada kolon yang berhubungan dengan stimulasi berlebihan atau disregulasi sistem imun mukosal, gangguan produksi musin, dan infeksi bakteri.
Disregulasi Sistem Imun
Pada kolitis ulseratif, keseimbangan antara regulasi sel T efektor dalam mukosa terganggu. Terjadi peningkatan sel natural killer T dan sel dendritik pada lamina propria dari kolon yang terinflamasi.
Sel T akan memediasi respons atipikal dari T-helper terutama Th2 yang memproduksi interleukin 5 dan 13. Interleukin 13 berperan sebagai sitotoksik terhadap sel epitel yang menyebabkan apoptosis serta perubahan komposisi protein pada tight junction.
Selain itu, pada kolon yang terinflamasi terjadi peningkatan tumor necrosis factor alpha (TNF-alpha) yang berperan dalam proses inflamasi. Chemoattractants seperti CXCL8 yang terproduksi pada mukosa terinflamasi juga dapat meningkatkan respons inflamasi dengan merekrut leukosit lain.[2,4]
Gangguan Produksi Musin
Penelitian mengenai dugaan mekanisme terjadinya penyakit menghasilkan beberapa kemungkinan, antara lain produksi musin 2 yang berkurang pada kolitis ulseratif, yaitu subtipe musin pada kolon.
Musin merupakan pelapis dinding usus bagian dalam, yang berfungsi dalam melindungi epitel-epitel usus, sehingga apabila produksi musin berkurang, dinding lumen bagian dalam cenderung terluka oleh konten lumen.
Kerusakan pada epitel menyebabkan peningkatan permeabilitas, sehingga antigen yang terdapat di dalam lumen lebih mudah dijangkau oleh sel dendritik yang terdapat di tight junction epitel.
Sel dendritik kemudian mempresentasikan antigen ke sel B dan sel T yang kemudian dilanjutkan aktivasi sistem imun adaptif. Sistem imun yang teraktivasi kemudian akan menginfiltrasi lamina propria dari mukosa hingga memenuhi dengan sel radang.[1,2]
Peran Bakteri
Penelitian lain menyebutkan bahwa di samping faktor imunologi pasien, bakteri juga secara aktif berpengaruh dalam proses peradangan melalui produksi asam butirat dalam jumlah yang banyak yang berimbas pada melemahnya lapisan mukosa usus.
Kerusakan yang diakibatkan bakteri akan mengaktivasi reaksi imun yang merusak lapisan pelindung usus. Dengan rusaknya lapisan pelindung usus, bakteri mendapatkan celah untuk berhadapan langsung dengan sistem imun mukosa sehingga proses inflamasi berlangsung dengan lebih hebat lagi. Bakteri yang ditemukan berpengaruh adalah Clostridium difficile, Campylobacter spp., dan Salmonella spp.[5,15]
Area Inflamasi pada Kolitis Ulseratif
Umumnya proses inflamasi dimulai dari rektum dan menyebar secara kontinu ke proksimal hingga seluruh kolon. Namun setiap pasien dapat memiliki area inflamasi yang berbeda.
Pada 40-50% pasien, inflamasi hanya terjadi pada rektum atau rektosigmoid. Sedangkan pada 30-40% pasien, inflamasi menyebar hingga keluar sigmoid tetapi tidak pada seluruh kolon, yaitu kolitis sisi kiri bila hanya hingga fleksura splenik dan kolitis ekstensif bila melebihi fleksura splenik.
Hanya 20% pasien yang seluruh kolonnya terjadi inflamasi, disebut pankolitis. Bila seluruh kolon terinflamasi, maka ileum terminal terkadang juga dapat terkena sebanyak 20% pasien.[1-4,15]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja