Epidemiologi Penyakit Celiac
Menurut data epidemiologi, insidensi penyakit celiac meningkat dalam 50 tahun terakhir. Hal ini mungkin disebabkan oleh kesadaran yang semakin tinggi akan penyakit celiac dan teknik diagnosis yang semakin maju. Namun, penyakit celiac diduga masih sering tidak terdeteksi karena gejalanya kadang amat minimal dan fasilitas skrining serologis mungkin tidak terdistribusi secara merata.[6,15]
Global
Penyakit celiac adalah salah satu penyakit autoimun dengan prevalensi yang mencapai 0,5–1% dari jumlah populasi umum. Prevalensi ini meningkat selama beberapa tahun terakhir, terutama di negara-negara barat. Di Amerika Serikat, prevalensi pada orang dewasa mencapai 0,95% dan prevalensi pada anak mencapai 0,31%.
Di negara-negara Eropa seperti Inggris, Swedia, Finlandia, dan Belanda, prevalensi yang dilaporkan mencapai 1–2%. Prevalensi penyakit celiac dikatakan lebih rendah di negara-negara di luar Amerika dan Eropa. Di Cina, prevalensi celiac dilaporkan cukup rendah, di mana hal ini mungkin berhubungan dengan rendahnya populasi yang memiliki human leukocyte antigen (HLA) DQ2 dan DQ8.
Wanita lebih jarang mengalami penyakit celiac daripada laki-laki. Distribusi prevalensi penyakit celiac berdasarkan usia lebih sering terjadi pada usia 8–12 bulan dan dekade 3–4. Wanita lebih umum terdiagnosis pada usia 40–45 tahun, sementara laki-laki lebih umum terdiagnosis pada usia 10–15 tahun serta 35–40 tahun. Sekitar 20% pasien penyakit celiac berusia lebih dari 60 tahun.[1,3,6,15]
Indonesia
Data mengenai epidemiologi penyakit celiac di Indonesia masih terbatas. Penyakit ini masih jarang ditemukan di Indonesia, yang mungkin berhubungan dengan kebiasaan diet masyarakat Indonesia yang rendah gluten.[16]
Mortalitas
Mortalitas penyakit celiac dikatakan tidak berbeda signifikan dengan populasi umum. Studi oleh Sultan et al yang membandingkan mortalitas pasien penyakit celiac dan grup kontrol menunjukkan bahwa mortalitas keseluruhan pada pasien penyakit celiac adalah 128/10.000 person-years dan mortalitas grup kontrol adalah 153/10.000 person-years.
Namun, ada juga beberapa studi yang menunjukkan adanya hubungan penyakit celiac dengan risiko mortalitas yang lebih tinggi. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti penegakkan diagnosis yang belum dilakukan atau penatalaksanaan penyakit yang belum dilakukan.[1,3,17,18]