Etiologi Prolaps Rektum
Etiologi prolaps rektum belum diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa kondisi patologis, seperti kerusakan sistem saraf, penurunan tonus sfingter, kelemahan otot-otot pelvis, mengendurnya jaringan ikat yang melekat pada mukosa rektum, panjang kolon sigmoid yang berlebih (redundant colon), defek pada fascia pelvis dan intususepsi rektum mendasari terjadinya prolaps rektum.[3,5,6]
Etiologi
Prolaps rektum dapat terjadi akibat adanya kerusakan pada sistem saraf, sfingter ani yang hipotonus, atau otot pelvis yang lemah.
Kerusakan Sistem Saraf
Rektum dan kanalis analis mendapatkan persarafan simpatis dari T11-12 dan L1-2 serta parasimpatis dari S1-3. Apabila terjadi kerusakan sistem saraf yang mengontrol otot-otot rektum dan anus, maka prolaps rektum dapat terjadi. Kerusakan sistem saraf ini dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti:
- Kehamilan dan kesulitan saat melahirkan yang memerlukan induksi persalinan serta vakum
- Trauma spinal
- Riwayat operasi pada daerah pelvis[3,5,6]
Penurunan Tonus Sfingter Ani
Lapisan superfisial pelvis terdiri dari sfingter ani interna dan sfingter ani eksterna. Sfingter ini berperan dalam mengatur pengeluaran feses dengan cara membuka dan menutup kanalis anal.
Seiring bertambahnya usia, dan faktor lain seperti kehamilan, melahirkan, kebiasaan sering mengejan, batuk lama, riwayat trauma atau operasi pada daerah pelvis, akan membuat kekuatan tonus sfingter ini menurun sehingga dapat menyebabkan prolaps rektum.[3,5,6]
Kelemahan Otot-Otot Pelvis
Beberapa otot pelvis seperti pubococcygeus, iliococcygeus, dan puborectalis berperan dalam mengontrol urinasi dan defekasi, serta berperan dalam fungsi seksual. Kelemahan otot ini dapat menyebabkan prolaps rektum seiring dengan pertambahan usia dan faktor risiko, seperti multipara, yang membuat kontraksi otot-otot ini semakin lemah.[3,5,6]
Faktor Risiko
Kondisi patologis yang berperan dalam etiologi prolaps rektum dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko yang telah lama ada sebelumnya. Wanita lebih rentan mengalami prolaps rektum daripada laki-laki, terutama pada usia >50 tahun. Akan tetapi, prolaps rektum pada laki-laki, kelompok usia yang ditemukan sering mengalami prolaps rektum adalah <40 tahun. Faktor-faktor risiko lain yang berperan dalam terjadinya prolaps rektum di antaranya adalah:
Konstipasi maupun diare kronis
- Kebiasaan sering mengangkat beban berat
- Obesitas
- Riwayat keluarga menderita prolaps rektum
- Riwayat operasi pada organ pelvis, multipara, kehamilan, serta kesulitan selama melahirkan dan partus lama
- Riwayat trauma pada pelvis atau spinal, dan penyakit lainnya seperti tumor, cauda equina syndrome, multiple sclerosis yang menyebabkan gangguan neurologis
- Riwayat penyakit lainnya yang dapat meningkatkan tekanan intraabdominal seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), fibrosis kistik, pertusis[1,4,7]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli