Prognosis Prolaps Rektum
Prognosis prolaps rektum pada anak berusia 9 bulan–3 tahun umumnya baik, karena akan resolusi spontan pada 90% kasus. Sedangkan pada usia tua dengan penyakit komorbid, membutuhkan terapi operatif. Komplikasi prolaps rektum antara lain seperti inkontinensia alvi dan hematochezia.
Selain itu, pada pasien yang sudah menjalani operasi risiko infeksi, perdarahan, kebocoran pada anastomosis dan gangguan fungsional defekasi yang menetap dapat menjadi komplikasi. Angka rekurensi post operatif cukup tinggi, yaitu mencapai 16–26% bergantung pada usia, penyakit komorbid, dan tindakan operatif yang dipilih.[1,4,13,16]
Komplikasi
Beberapa komplikasi yang paling umum terjadi antara lain infeksi, perdarahan selama prosedur operatif, kebocoran anastomosis, dan rekurensi.
Infeksi
Infeksi seringkali terjadi pada prolaps rektum setelah prosedur pembedahan. Hal ini karena kurangnya sterilitas serta adanya benda asing yang diimplantasi pada saat operasi. Antibiotik profilaksis, seperti cefazolin dapat dipertimbangkan untuk mencegah terjadinya infeksi post operasi, karena tindakan operasi ini termasuk tindakan clean contaminated.[4,18]
Perdarahan
Perdarahan dapat terjadi karena komplikasi dari prolaps rektum yang membentuk ulserasi atau sebagai komplikasi dari prosedur operatif, misalnya pada saat dilakukan prosedur mesh retroflexi. Ketika mesh difiksasi pada fascia presakrum, dapat merobek vena presakrum sehingga terjadi perdarahan atau hematoma.[4,16]
Kebocoran pada Anastomosis
Pada anastomosis, kebocoran dapat muncul setelah prosedur abdominal maupun perineal. Apabila kebocoran kecil dan kondisi pasien stabil maka tidak dibutuhkan eksplorasi ulang, dan hanya dilakukan drainase perkutan. Jika kebocoran besar atau pasien tidak stabil, maka harus dilakukan eksplorasi ulang segera mungkin, karena bila dibiarkan dapat terjadi infeksi sampai sepsis.[1,4,8,16]
Rekurensi
Rekurensi, dapat terjadi pada 6-26% kasus setelah tindakan operasi, tergantung pada prosedur yang dipilih. Umumnya angka rekurensi prosedur perineal 4 kali lebih tinggi dibandingkan prosedur abdominal.[1,4,8,16]
Komplikasi Lain
Komplikasi lainnya yang dapat terjadi namun jarang antara lain :
- Munculnya gejala konstipasi/obstruksi usus, atau perburukan
- Munculnya gejala inkontinensia alvi, atau perburukan
- Retensi urin
- Gangguan fungsi seksual
- Striktur anal[1,4,16]
Prognosis
Prognosis prolaps rektum umumnya baik, tergantung dari usia dan modifikasi gaya hidup seperti olahraga dan diet tinggi serat untuk mengurangi angka rekurensi. Pada anak, usia 9 bulan–3 tahun, 90% kasus hanya membutuhkan terapi konservatif, dikarenakan umumnya akan terjadi resolusi spontan.
Pada usia tua dengan penyakit komorbid, prognosisnya bergantung pada prosedur yang dipilih. Umumnya morbiditas dan mortalitas lebih tinggi sedikit pada prosedur abdominal dibandingkan dengan prosedur perineal. Tingkat rekurensi bervariatif antara 6–26%. Prosedur perineal memiliki risiko rekurensi 4 kali lebih tinggi dibandingkan prosedur abdominal. Gangguan fungsional defekasi juga umumnya lebih banyak dialami post prosedur perineal.[13,16]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli