Epidemiologi Sirosis Hepatis
Data epidemiologi menunjukkan bahwa kondisi sirosis hepatis lebih sering ditemukan pada kelompok usia 30-59 tahun dengan puncak tertinggi pada kelompok usia 40-49 tahun. Sirosis hepatis juga lebih sering ditemukan pada pasien pria dibandingkan wanita dengan rasio 1,6:1. Insiden sirosis hepatis sering dilaporkan pada pasien dengan infeksi virus hepatitis B ataupun infeksi virus hepatitis C, penyalahgunaan alkohol, maupun penyakit autoimun.[4,13,18,24]
Global
Prevalensi sirosis hepatis secara global diperkirakan 0,3% dengan insiden tahunan sebesar 15,3–132,6 per 100.000 orang berdasarkan laporan dari French screening programme. Studi oleh Moon et al melaporkan insiden sirosis hepatis secara global diperkirakan sebanyak 20,7 per 100.000 dan akan terus meningkat. Studi tersebut juga melaporkan adanya peningkatan insidensi sirosis hepatis yang signifikan sebesar 13% selama beberapa dekade terakhir.[3,4,9]
Sementara itu, sebuah studi nasional di Korea melaporkan prevalensi sirosis hepatis terkait penyalahgunaan alkohol sebesar 26% hingga 37% dan prevalensi sirosis hepatis terkait infeksi hepatitis B sebesar 41% hingga 58%.[4,19]
Indonesia
Ketersediaan data epidemiologi sirosis hepatis di Indonesia masih sangat terbatas. Studi-studi kecil yang tersedia mengindikasikan kecenderungan epidemiologi yang serupa dengan data epidemiologi global.
Sebuah studi di sebuah rumah sakit umum di Padang melaporkan penderita sirosis hepatis ditemukan lebih banyak pada kelompok usia 51-60 tahun sekitar (35,2%) dengan dominasi pasien sirosis hepatis adalah laki-laki (65,8%).[20,21]
Penelitian lainnya oleh Ndraha et al melaporkan prevalensi penderita sirosis hepatis di sebuah rumah sakit umum di Jakarta adalah sebanyak 63,7% pada pria dan 36,7% pada wanita, dengan kelompok usia terbanyak pada usia 40-60 tahun yaitu sebesar 55,3%.[21,25]
Mortalitas
Tingkat mortalitas sirosis hepatis secara global sangat bervariasi tergantung pada prevalensi faktor risiko penyakit, seperti jumlah dan pola konsumsi alkohol, pengendalian sindrom metabolik, serta infeksi oleh virus hepatitis. Dekompensasi sirosis hepatis menyebabkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas pada kasus sirosis hepatis.[23,26]
Berdasarkan laporan dari WHO tahun 2018 sekitar 1 juta orang meninggal dengan sirosis hepatis yang terkait dengan infeksi virus hepatitis B. Studi di Inggris dan Swedia melaporkan bahwa sirosis hepatis merupakan penyebab tersering kematian pada orang dewasa dengan perkiraan 1,03 juta kematian per tahun di seluruh dunia, 170.000 kematian per tahun di Eropa, dan 33.539 kematian per tahun di Amerika Serikat.[18,23,26]
Penulisan pertama oleh: dr. Rainey Ahmad Fajri Putranta