Etiologi Sirosis Hepatis
Etiologi dari sirosis hepatis bersifat multifaktorial. Sirosis hepatis di negara maju sering kali disebabkan oleh alkoholisme kronis dan infeksi virus hepatitis C. Sementara itu, sirosis hepatis di negara berkembang umumnya disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B dan virus hepatitis C.[1,4,18,24]
Konsumsi Alkohol
Hepar merupakan organ yang menjadi target utama yang akan mengalami kerusakan akibat konsumsi alkohol yang berlebihan, karena sebagian besar metabolisme etanol terjadi di hepar. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penyakit hati kronis seperti steatosis (fatty liver), steatohepatitis, fibrosis dan sirosis hepatis.[4,9,12]
Sebuah studi melaporkan bahwa sekitar 40% pecandu alkohol di Amerika serikat menderita sirosis hepatis. Studi lainnya melaporkan bahwa sebesar 20% pria yang mengonsumsi alkohol sebanyak 40-80 g/hari dan perempuan yang mengonsumsi alkohol sebanyak 20-40 g/hari akan memiliki progresivitas penyakit hati kronis termasuk sirosis hepatis.[4,12]
Infeksi Virus Hepatitis
Infeksi virus hepatitis B dan hepatitis C merupakan etiologi sirosis hepatis terkait infeksi pada organ hepar. Virus hepatitis B (HBV) merupakan penyakit infeksi menular yang menyebabkan kondisi hepatitis anikterik hingga kondisi yang mengancam jiwa seperti hepatitis fulminan, atau kondisi kronis yang ditandai dengan inflamasi konstan yang dapat berkembang menjadi sirosis hepatis atau karsinoma hepatoseluler.[4,9,13,16]
WHO pada tahun 2018 melaporkan bahwa sebanyak 15-30% pasien dengan HBV kronis berkembang menjadi sirosis hepatis dan 6% akan berkembang menjadi karsinoma hepatoseluler dalam jangka waktu 5 tahun.
Sementara itu, infeksi virus hepatitis C (HCV) merupakan penyakit menular yang menyerang hepar, yang menyebabkan hepatitis akut atau kronis. Selama infeksi HCV akut, resolusi spontan jarang terjadi, dan sebanyak 75-85% kasus akan berkembang menjadi infeksi kronis. Infeksi HCV kronis adalah penyakit progresif lambat yang menyebabkan inflamasi persisten, dan sekitar 20% kasus akan berkembang menjadi sirosis hepatis dalam jangka waktu 20- 30 tahun.[4,9,16]
Non-alcoholic Fatty Liver Disease
Non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) merupakan penyakit pada hepar dengan patologi kronis yang disertai dengan infiltrat inflamasi dan derajat fibrosis yang berbeda. NAFLD memiliki risiko berkembang menjadi sirosis hepatis pada 3-8% kasus dalam jangka waktu 5 tahun.[4,13,18]
Penyakit Autoimun
Sekitar 5% kejadian sirosis hepatis disebabkan oleh penyakit autoimun seperti hepatitis autoimun, kolangitis bilier primer, dan kolangitis sklerosis primer. Penyakit hepatitis autoimun merupakan penyakit yang dapat menimbulkan fibrosis hepar dengan progresivitas yang cepat untuk berkembang menjadi kondisi sirosis hepatis.[4,5]
Etiologi Lain
Sekitar 5% pasien sirosis hepatis disebabkan oleh etiologi lain seperti adanya gangguan kondisi jantung, penggunaan obat-obatan seperti methotrexate dan amiodarone, paparan toksin seperti arsenik, dan penyakit genetik ataupun kongenital seperti penyakit Wilson disease dan defisit antitripsin alfa 1.[4,5,15,22]
Faktor Risiko
Terdapat beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami sirosis hepatis antara lain:
- Riwayat infeksi virus hepatitis B ataupun virus hepatitis C
- Konsumsi alkohol yang berlebihan (pecandu alkohol)
- Riwayat penyakit hepar kronik atau riwayat penyakit hepar pada keluarga
- Riwayat penyakit autoimun pada keluarga
- Penyalahgunaan zat narkotika, psikotropika, ataupun zat adiktif lainnya (NAPZA), terutama secara intravena.
- Perilaku seksual yang berisiko
- Transfusi darah
- Gangguan nutrisi, seperti malnutrisi atau obesitas
Gagal jantung kongestif[4,7,13-16,22,24]
Penulisan pertama oleh: dr. Rainey Ahmad Fajri Putranta