Edukasi dan Promosi Kesehatan Anemia Megaloblastik
Edukasi dan promosi kesehatan anemia megaloblastik meliputi pentingnya mengatasi defisiensi vitamin B12 atau asam folat, serta malabsorpsi. Pasien juga perlu merubah gaya hidup dan mendiskusikan obat-obatan yang dapat meningkatkan risiko anemia megaloblastik dengan dokter.
Edukasi Pasien
Edukasi pasien menyangkut pentingnya untuk mengubah kebiasaan/gaya hidup yang berpotensi menyebabkan anemia megaloblastik. Pasien diedukasi untuk berhenti mengonsumsi alkohol, atau berhenti diet vegan.
Pasien anemia megaloblastik perlu didukung untuk rutin menjalani pengobatan. Pengobatan berupa suplementasi vitamin B12 dilakukan minimal selama 2 bulan, sedangkan pemberian asam folat dilakukan minimal selama 2 tahun untuk mencegah anemia berulang.
Perlu diingat, bahwa suplementasi oral ini digunakan setelah pasien stabil/asimtomatik saja; sehingga dalam keadaan gangguan neurologis akut atau terdapat gangguan malabsorpsi pasien sebaiknya datang ke rumah sakit untuk mendapatkan suplementasi parenteral.[4]
Lamanya konsumsi suplementasi oral bergantung pada penyebabnya. Jika penyebab dapat diatasi, maka suplementasi oral dapat dihentikan setelah defisiensi sudah terkoreksi. Namun, pada kasus dengan etiologi penyebab yang permanen seperti pasien dengan reseksi ileum, anemia pernisiosa, suplementasi oral dapat dilanjutkan sebagai terapi jangka panjang.
Konsumsi vitamin B12 dan asam folat dari diet akan mendukung tata laksana medikamentosa yang diberikan. Vitamin B12 bisa didapatkan dari makanan daging, ikan, telur, dan produk susu. Asam folat bisa didapatkan dari brokoli, bayam, lemon, pisang, melon, hati, dan jamur. Makanan sebaiknya tidak dimasak terlalu lama untuk menghindari hilangnya mikronutrien dan sebaiknya tidak dilarutkan dalam air yang banyak.
Pemantauan harus dilakukan secara rutin untuk mendeteksi rekurensi megaloblastosis. Parameter pemantauan meliputi hemoglobin, dan jika perlu dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium lain misalnya kadar vitamin B12 serum. Pada pasien anemia pernisiosa, endoskopi rutin disarankan karena anemia pernisiosa dilaporkan meningkatkan risiko kanker lambung.[7]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Diet yang lengkap dan seimbang dapat mencegah timbulnya defisiensi vitamin B12 yang merupakan penyebab tersering anemia megaloblastik. Daging, ikan, dan produk susu adalah contoh makanan kaya vitamin B12.
Makanan yang kaya asam folat adalah sayuran hijau, daging, buah, dan hati. Pada ibu hamil, kontrol kehamilan yang rutin dan konsumsi suplementasi dapat mencegah timbulnya anemia megaloblastik, defisiensi mikronutrien, dan komplikasi akibat defisiensi tersebut misalnya neural tube defect.[5,7]
Selain itu, pemantauan secara periodik juga diperlukan untuk mendeteksi rekurensi megaloblastosis. Pada pasien yang diketahui mengalami anemia megaloblastik karena anemia pernisiosa, endoskopi rutin diperlukan karena anemia pernisiosa berkaitan dengan peningkatan risiko kanker gastrik.[1,7]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja