Patofisiologi Leukopenia
Patofisiologi leukopenia bisa melibatkan gangguan faktor pembentukan darah, peningkatan kecepatan destruksi leukosit, respon terhadap infeksi, ataupun sekuestrasi leukosit oleh limpa. Berdasarkan jumlah jenis leukositnya, leukopenia dapat terbagi menjadi neutropenia, limfositopenia, dan monositopenia.[1-3]
Mekanisme Leukopenia
Leukopenia bisa disebabkan oleh gangguan pada berbagai faktor yang memiliki peran dalam pembentukan darah. Ini mencakup supresi sel myeloid seperti yang tampak pada anemia aplastik, ataupun kelainan pada sumsum tulang akibat tumor atau penyakit granulomatosa.
Leukopenia juga bisa muncul akibat supresi prekursor granulositik, misalnya akibat paparan obat tertentu, ataupun sebagai akibat tidak efektifnya granulopoiesis seperti pada anemia megaloblastik atau sindrom myelodisplastik. dan defek kongenital genetik yang mengakibatkan gangguan diferensiasi granulosit.
Mekanisme lain dalam patofisiologi leukopenia adalah peningkatan kecepatan destruksi leukosit akibat adanya kerusakan immune-mediated yang disebabkan oleh idiopatik, lupus eritematosus sistemik, dan paparan obat. Selain itu, adanya infeksi, baik bakteri, virus, atau jamur, serta penyerapan atau sekuestrasi leukosit oleh limpa juga dapat menimbulkan leukopenia.[1,4,5]
Klasifikasi Leukopenia
Penurunan kadar leukosit dapat disertai dengan penurunan hitung jenis leukosit. Berdasarkan hitung jenisnya, leukositopenia dapat terbagi menjadi tiga, yaitu:
Neutropenia: Jumlah neutrofil kurang dari 1,5 x 109/L
- Limfositopenia/limfopenia: Jumlah limfosit kurang dari 1 x 109/L
Monositopenia: Jumlah monosit kurang dari 0,5 x 109/L[1-3,6-8]