Prognosis Leukopenia
Prognosis leukopenia yang berkaitan dengan obat atau infeksi cenderung lebih baik dibandingkan leukopenia yang berkaitan dengan gangguan sumsum tulang atau keganasan. Pada kebanyakan kasus, setelah obat dihentikan atau infeksi diterapi, kadar leukosit akan kembali meningkat tanpa komplikasi lanjutan.[1,2,6-9]
Komplikasi
Leukopenia berkaitan dengan peningkatan risiko terjadinya infeksi, baik bakteri, virus, hingga jamur, pada pasien. Bila infeksi ini tidak segera diterapi dengan adekuat, infeksi dapat berkembang menjadi sepsis yang diikuti dengan kondisi syok. Syok sepsis meningkatkan risiko kegagalan multiorgan, sehingga terjadi peningkatan risiko kematian.
Pada pasien rawat intensif, leukopenia dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian yang lebih besar bila dibandingkan dengan leukositosis.[1,2,6-9]
Prognosis
Prognosis leukopenia bervariasi sesuai dengan penyakit etiologinya. Pada leukopenia yang disebabkan oleh medikamentosa, identifikasi dan penghentian obat penyebab leukopenia biasanya diikuti dengan perbaikan kadar leukosit. Pada leukopenia akibat hemodialisis, kadar leukosit biasanya kembali meningkat menjadi normal atau lebih dalam 1 jam tindakan hemodialisis.[1,2,6-9,19]
Leukopenia juga dapat mempengaruhi prognosis penyakit etiologinya. Pada pasien yang menjalani kemoterapi terhadap kanker serviks, leukopenia ditemukan berkaitan dengan prognosis yang lebih buruk dan menurunkan kesintasan. Leukopenia juga meningkatkan angka mortalitas pasien COVID-19.[15,20]