Patofisiologi Neutropenia
Patofisiologi neutropenia bervariasi berdasarkan etiologi terjadinya penyakit. Secara umum, patofisiologi neutropenia disebabkan oleh pengurangan produksi, gangguan transfer hasil produksi ke darah perifer, peningkatan marginasi-sekuestrasi dan percepatan destruksi sel.[3]
Neutropenia Akibat Obat-obatan
Pada neutropenia yang disebabkan oleh obat-obatan atau kemoterapi, neutropenia terjadi akibat terjadinya supresi sumsum tulang oleh zat kemoterapi atau obat-obatan yang dikonsumsi, yang mengakibatkan penurunan produksi neutrofil di sumsum tulang. Obat-obatan tersebut antara lain rituximab, clozapine, dapsone, methimazole, quinidine, aminopyrine, sefalosforin, sulfonamid, hydralazine dan penicillin[1,4,5]
Neutropenia Akibat Infiltrasi Tumor Padat
Tumor juga dapat menyebabkan terjadinya neutropenia bila terjadi infiltrasi tumor ke dalam sumsum tulang. Infiltrasi seperti ini biasanya terjadi pada tumor padat. Mekanisme terjadinya neutropenia adalah penurunan produksi sel neutrofil di sumsum tulang akibat penekanan dari sel tumor yang menginfiltrasi tadi sehingga terjadi defek sumsum tulang.[1,4,5]
Neutropenia Akibat Autoimun
Pada pasien dengan produksi neutrofil yang normal, neutropenia dapat terjadi akibat autoimun. Reaksi autoimun ini diperantarai oleh aktivasi limfosit T dan sitokin pro inflamasi secara berlebihan yang menginisiasi terjadinya proses apoptosis sel neutrofil yang sedang berkembang.[5-7]
Neutropenia Akibat Infeksi
Infeksi merupakan etiologi tersering terjadinya neutropenia pada pasien. Hampir semua jenis infeksi oleh bakteri, virus jamur dan parasit dapat menyebabkan neutropenia. Infeksi yang memiliki manifestasi klinis neutropenia antara lain sepsis bakterial, toxoplasmosis, brucellosis, typhoid, tuberkulosis, malaria dan demam dengue.[1,2,8,9]