Prognosis Botulisme
Prognosis botulisme ditentukan oleh jenis toksin botulisme, waktu pemberian antitoksin, usia penderita, dan komplikasi yang dialami oleh penderita.[3,5,14]
Komplikasi
Penderita botulisme, terutama tipe infant, dapat mengalami komplikasi berupa infeksi sekunder bakteri. Manifestasi infeksi tersebut dapat berupa otitis media, pneumonia aspirasi, infeksi saluran kemih, maupun kolitis yang disebabkan oleh C.difficile.[5]
Komplikasi yang juga seringkali terjadi adalah masalah terkait saluran pernapasan karena toksin yang dapat menyerang otot pernapasan. Penderita dapat mengalami gagal napas yang dapat berpotensi menimbulkan kematian. Pada beberapa kasus jarang, komplikasi berupa gastritis akut, sindrom astenik, dan atelektasis paru juga dapat terjadi.[3,12]
Perawatan penderita botulisme yang bersifat jangka panjang dapat menimbulkan komplikasi berupa infeksi nosokomial. Penderita dapat mengalami komplikasi, seperti pneumonia aspirasi, atelektasis terkait dengan gangguan clearance mucus, infeksi saluran kemih karena penggunaan kateter, serta kelainan kulit berupa tromboflebitis dan selulitis yang berhubungan dengan penggunaan jalur intravena.[5,6]
Prognosis
Jenis toksin memengaruhi prognosis penderita botulisme. Mortalitas lebih banyak dijumpai pada botulisme tipe A dibandingkan dengan tipe B dan tipe C, serta tipe wound dibandingkan dengan botulisme jenis lainnya. Selain jenis toksin, waktu pemberian antitoksin juga merupakan faktor penting karena pemberian antitoksin lebih dini dapat memberikan proses netralisasi secara maksimal terhadap toksin botulisme.[3,5,14]
Penelitian juga menyebutkan adanya kaitan usia penderita dengan prognosis penyakit botulisme. Semakin tua usia penderita, maka prognosis akan semakin memburuk. Hal ini terkait dengan keberadaan penyakit komorbid yang mempengaruhi tingkat kesintasan penderita.[3,14]
Adanya komplikasi akibat penyakit botulisme menaruh peranan penting terhadap prognosis penyakit. Keberadaan komplikasi mempengaruhi periode penyembuhan dan angka mortalitas penderita. Proses penyembuhan akan terjadi lebih lama pada penderita yang mengalami komplikasi, baik komplikasi motorik, otonom, maupun infeksi.[3,5]
Botulisme dapat mengalami penyembuhan karena ikatan Botulinum neurotoxin (BoNT) terjadi secara ireversibel. Penyembuhan terjadi seiring dengan regenerasi dari saraf terminal dan motor endplate. Durasi kesembuhan terjadi selama beberapa minggu hingga bulan, namun pada beberapa kasus hipotonia residual dapat terjadi.[3,5,21]
Beberapa gejala juga dapat bertahan hingga 1 tahun, namun sekuele jangka panjang jarang terjadi. Penderita botulisme tipe infant dapat mengalami resolusi sempurna dalam waktu 1 hingga 2 minggu pasca perawatan.[3,5,21]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli