Epidemiologi Patent Ductus Arteriosus
Berdasarkan studi epidemiologi, rerata prevalensi patent ductus arteriosus (PDA) mencapai 1 dari 1000 kelahiran. Akan tetapi, prevalensi ini akan bervariasi tergantung usia kehamilan saat kelahiran. Mortalitas meningkat pada kondisi patent ductus arteriosus persisten.
Global
Angka kejadian patent ductus arteriosus (PDA) sekitar 0,3–4/1000 kelahiran hidup, di mana 5–10% kelainan jantung kongenital merupakan kelainan ini. Kejadian PDA ini bervariasi sesuai usia kehamilan saat kelahiran. Pada bayi aterm, kejadian PDA mencapai 1 dari 2000 kelahiran hidup.[5–7,12,13]
Ductus arteriosus tetap terbuka sampai usia 4 hari pada 10% bayi lahir pada usia gestasi 30–37 minggu, 80% pada usia gestasi 25–28 minggu, dan 90% pada usia gestasi <25 minggu.
Persistensi PDA sampai usia 7 hari dialami 2% bayi lahir pada usia gestasi 30–37 minggu, 65% pada usia gestasi 25–28 minggu, dan 87% pada usia gestasi <25 minggu. PDA cenderung akan menutup sendiri pada 73% bayi lahir saat usia kehamilan >28 minggu, 94% bayi dengan berat badan lahir >1000 g, dan 93% bayi lahir saat usia kehamilan 26 sampai 29 minggu tanpa respiratory distress syndrome.[5–7]
Indonesia
Belum ada data yang cukup mengenai epidemiologi PDA di Indonesia. Sebuah penelitian deskriptif yang dilakukan oleh Wibisana, et al di Medan. Pada penelitian tersebut, dikatakan bahwa terdapat 4000 bayi lahir dengan PDA di Indonesia setiap tahunnya. Prevalensi pasien dengan PDA mencapai sekitar 33% dari seluruh kejadian penyakit jantung bawaan.[8]
Mortalitas
Mortalitas PDA meningkat pada kasus persisten PDA, terutama pada kasus bayi prematur ekstrem dengan usia kehamilan 28 minggu atau kurang. Pasien dengan PDA persistent 4 kali lebih berisiko terhadap kematian dibandingkan pasien yang tidak pernah mengalami PDA signifikan. Mortalitas pasien berkurang pada tata laksana tindakan penutupan yang berhasil, bahkan menjadi tidak berbeda dengan pasien yang tidak pernah mengalami PDA.[1–3]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli