Epidemiologi Cor Pulmonale
Menurut studi epidemiologi, prevalensi cor pulmonale sulit diketahui karena hipertensi pulmonal dan disfungsi ventrikel kanan yang merupakan fitur utama dari cor pulmonale biasanya sulit dideteksi melalui pemeriksaan fisik dan tes laboratorium dasar. Akan tetapi, insiden cor pulmonale diketahui berhubungan erat dengan insiden penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK.[5,9]
Global
Insiden cor pulmonale secara global bervariasi tergantung pada prevalensi merokok, polusi udara, dan faktor risiko penyakit paru di masing-masing negara. Data yang ada saat ini masih terbatas karena cor pulmonale sulit dideteksi lewat pemeriksaan fisik dan tes laboratorium dasar yang umum dilakukan.[5]
Di Amerika Serikat, cor pulmonale diperkirakan berkontribusi terhadap 6–7% dari total penyakit jantung pada orang dewasa. Penyebab tersering cor pulmonale kronis adalah PPOK. Cor pulmonale dilaporkan berkontribusi terhadap 10–30% angka rawat inap terkait gagal jantung di Amerika Serikat. Sementara itu, pada kasus cor pulmonale akut, penyebab tersering adalah emboli paru.[5,9]
Indonesia
Saat ini data epidemiologi cor pulmonale di Indonesia belum tersedia. Studi nasional untuk mengetahui prevalensi dan mortalitas cor pulmonale masih diperlukan
Mortalitas
Data yang ada saat ini menunjukkan bahwa mortalitas pasien PPOK yang mengalami cor pulmonale lebih tinggi daripada mortalitas pasien yang mengalami PPOK saja. Data juga menunjukkan bahwa sekitar 50.000 kematian di Amerika Serikat terjadi setiap tahunnya akibat emboli paru, yang diketahui merupakan penyebab paling sering cor pulmonale akut. Dari angka kematian tersebut, sekitar separuhnya terjadi dalam 1 jam pertama akibat gagal jantung kanan.[5]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur