Penatalaksanaan Cor Pulmonale
Penatalaksanaan cor pulmonale akut berbeda dengan cor pulmonale kronis. Pada cor pulmonale akut, gejala timbul secara tiba-tiba dan berat, sehingga tata laksana berfokus pada gangguan hemodinamik terlebih dahulu. Sementara itu, pada cor pulmonale kronis, gejala timbul secara perlahan dan progresif, sehingga tata laksana berfokus untuk memperbaiki oksigenasi dan fungsi ventrikel kanan dengan cara meningkatkan kontraktilitas ventrikel kanan dan mengurangi vasokonstriksi pulmonal.[9]
Cor Pulmonale Akut
Pada kasus cor pulmonale akut, penyebab tersering adalah emboli paru. Hal pertama yang perlu dilakukan oleh dokter adalah menilai kondisi hemodinamik pasien. Apabila kondisi hemodinamik pasien tampak stabil dan pasien tidak memiliki kontraindikasi terhadap antikoagulan sistemik, dokter dapat memberikan antikoagulan parenteral.[5,9]
Bila kondisi hemodinamik pasien tidak stabil, dokter memberikan terapi suportif seperti oksigen, hidrasi parenteral, dan bantuan obat inotropik terlebih dahulu untuk mengatasi hipoksemia, yang disertai dengan pemberian trombolitik.[7,11]
Cor Pulmonale Kronis
Cor pulmonale kronis paling banyak disebabkan oleh penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Pada cor pulmonale kronis, terapi oksigen akan memperbaiki vasokonstriksi pulmonal hipoksemia, yang nantinya akan meningkatkan cardiac output, mengurangi vasokonstriksi simpatik, mengurangi hipoksemia jaringan, dan meningkatkan perfusi ginjal.[1,5]
Terapi oksigen jangka panjang pada pasien cor pulmonale akibat PPOK disarankan jika PaO2 kurang dari 55 mmHg, saturasi oksigen kurang dari 88%, atau ada penurunan kesadaran atau penurunan kemampuan kognitif.[1,5]
Diuretik bisa digunakan untuk menurunkan volume pengisian ventrikel kanan. Calcium channel blocker bertindak sebagai vasodilator arteri pulmonal yang efektif untuk tata laksana jangka panjang cor pulmonale kronis akibat hipertensi arteri pulmonal.[5]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur