Prognosis Efusi Pleura
Prognosis efusi pleura dilaporkan semakin buruk pada kondisi efusi bilateral. Pada umumnya, prognosis efusi pleura dapat berbeda terkait dengan etiologi penyakit yang mendasarinya, tingkat keparahan penyakit dan staging bila disebabkan keganasan, serta hasil temuan biokimia dari analisis cairan pleura.[1,2]
Komplikasi
Penatalaksanaan efusi pleura yang tidak memadai, dapat menimbulkan komplikasi seperti empyema, sepsis, constrictive fibrosis. Selain itu, etiologi yang mendasari terjadinya efusi pleura juga dapat menyebabkan komplikasi pada pasien.[2-3]
Prognosis
Prognosis pasien dengan efusi pleura sangat erat terkait dengan penyakit yang mendasarinya, namun secara umum makin parahnya efusi pleura juga telah diketahui berhubungan dengan prognosis yang buruk. Hal ini ditunjukkan mortalitas efusi pleura bilateral sebesar 26% yang lebih tinggi 4 kali lipat dibandingkan tingkat mortalitas efusi pleura unilateral sebesar 5.9%.[6]
Pada efusi pleura tidak terkait keganasan, prognosis bervariasi tergantung penyakit yang mendasarinya. Contoh pada efusi pleura akibat gagal jantung kongestif, mortalitas 30 hari 22% dan 1 tahun 53% sedangkan pada efusi pleura akibat gagal ginjal, mortalitas 30 hari 14% dan 1 tahun 57%.[6]
Di sisi lain, pasien dengan efusi pleura terkait keganasan umumnya memiliki prognosis buruk:
- Mortalitas 30 hari 37%, dan 1 tahun 77%[6]
Median survival 4 bulan dan mean survival <1 tahun[2]
- Kematian dalam 12-24 bulan, terlepas dari etiologi spesifik dari efusi pleura akibat keganasan tersebut[3]
- Efusi akibat keganasan yang responsif terhadap kemoterapi, seperti limfoma, kanker payudara, umumnya memiliki survival lebih baik dibandingkan kanker paru atau mesothelioma[2]
- Semakin rendah pH cairan pleura, maka semakin parah dan prognosis semakin buruk[7]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri