Epidemiologi Perikarditis
Data epidemiologi memperkirakan perikarditis berkontribusi sebesar 5% dari kasus nyeri dada di unit gawat darurat dan 1% dari kasus ST elevasi. Kejadian perikarditis dilaporkan lebih banyak pada pria dibandingkan wanita.[2,4,6]
Global
Perikarditis terjadi pada 0,2% dari seluruh admisi rawat inap akibat penyakit kardiovaskular dan berkontribusi sekitar 5% dari admisi unit gawat darurat untuk nyeri dada di Amerika Utara dan Eropa barat. Insiden dari perikarditis akut pada populasi umum adalah 27,7 per 100.000 subjek per tahun, sedangkan insiden rawat inap dari perikarditis adalah 3,32 per 100.000 subjek per tahun.[2,6]
Perikarditis rekuren adalah perikarditis berulang dengan interval tanpa gejala sekitar 4-6 bulan sejak episode perikarditis sebelumnya. Diperkirakan sekitar 15 hingga 50% mengalami rekurensi dalam 18 bulan setelah episode akut pertama dari perikarditis, dan mencapai 50% pada pasien dengan perikarditis rekuren untuk mengalami rekurensi berikutnya.[2,9]
Indonesia
Data epidemiologi perikarditis di Indonesia belum tersedia.
Mortalitas
Angka mortalitas pada kasus perikarditis purulen telah dilaporkan mencapai 100% jika tidak diobati. Pada pasien yang mendapat perawatan, angka mortalitas dilaporkan sebesar 12-40%. Pada kasus perikarditis tuberkulosis, angka mortalitas mendekati 50%.[4]
Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Njoto MIPH MHM