Prognosis Perikarditis
Prognosis pada perikarditis akut sangat bergantung pada etiologi yang mendasari. Perikarditis idiopatik memiliki prognosis yang sangat baik, sedangkan pada keganasan yang melibatkan perikardium memiliki prognosis yang buruk. Potensi komplikasi perikarditis mencakup efusi perikardium hingga tamponade jantung, perikarditis konstriktif, dan aritmia.[4,6]
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah tamponade jantung, perikarditis konstriktif, dan perikarditis rekuren. Aritmia seperti atrial fibrilasi atau atrial flutter juga terjadi pada 4,3% kasus.[6]
Efusi Perikardium atau Tamponade Jantung
Efusi perikardium terjadi pada 50-65% pasien dan dapat menyebabkan tamponade jantung. Perikarditis idiopatik akut berhubungan dengan efusi perikardium yang minimal dibandingkan dengan perikarditis akibat keganasan, tuberkulosis, atau hipotiroid. Tamponade jantung merupakan sebuah kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan segera.[2]
Perikarditis Konstriktif
Perikarditis konstriktif dapat terjadi dengan atau tanpa melalui efusi yang terjadi sebelumnya. Laki-laki memiliki risiko lebih tinggi mengalami perikarditis konstriktif dibandingkan perempuan. Tuberkulosis merupakan penyebab paling sering dari perikarditis konstriktif pada negara berkembang, seperti Indonesia, sedangkan penyebab lainnya adalah perikarditis idiopatik, viral, perikarditis pasca radiasi, penyakit reumatologi, keganasan, dan trauma
Diagnosis umumnya ditegakan dengan ekokardiografi Doppler pada pasien dengan riwayat atau temuan fisik yang dicurigai perikarditis konstriktif. Gejala klinis umumnya tidak spesifik seperti kelelahan, intoleransi pada aktivitas fisik, dispnea, anoreksia, dan penurunan berat badan. Pada pemeriksaan fisik juga dapat ditemukan gagal jantung kanan.[2]
Perikarditis Rekuren
Perikarditis rekuren (recurrent pericarditis) merupakan sebuah kondisi kronis yang menyulitkan dan terjadi pada sekitar 30% kasus perikarditis akut setelah periode tanpa gejala 4-6 bulan, terutama jika tidak diobati dengan kolkisin.[2,9]
Prognosis
Perikarditis akut idiopatik memiliki prognosis yang baik dengan risiko sekuele jangka panjang seperti konstriktif yang sangat rendah (<0,5%). Di sisi lain, perikarditis terkait keganasan memiliki prognosis yang buruk.
Perikarditis dengan keterlibatan miokardium memiliki prognosis yang baik, dengan normalisasi ventrikel kiri pada 90% pasien dalam 12 bulan dan tidak meningkatkan risiko kematian.[2,3,8]
Prognosis pada perikarditis akibat cedera penetrasi bergantung pada kecepatan identifikasi dari tamponade jantung. Mortalitas dapat terjadi pada 3-5% dari kasus perikarditis dengan tamponade jantung atau aritmia. Faktor yang berhubungan dengan prognosis lebih baik adalah perforasi minor, luka ventrikel kanan terisolasi, dan tekanan darah sistolik di atas 50 mmHg.[4]
Pasien dengan penanda prognosis buruk atau yang tidak memberikan respons terhadap terapi dalam 1 minggu harus dirawat inap dan dilakukan investigasi lebih lanjut. Penanda ini meliputi demam, gejala subakut atau rekuren, adanya efusi perikardium yang besar, atau tamponade jantung. Penanda minor dari prognosis buruk adalah kondisi imunosupresi, trauma atau mioperikarditis dengan peningkatan troponin serta peningkatan penanda inflamasi.[1]
Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Njoto MIPH MHM