Epidemiologi Supraventricular Tachycardia
Menurut data epidemiologi, supraventricular tachycardia atau SVT lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki, yakni dengan rasio 2:1. Selain itu, SVT dilaporkan 5 kali lipat lebih berisiko terjadi pada orang yang berusia ≥65 tahun daripada orang yang berusia lebih muda.[1]
Global
Insiden SVT memang dilaporkan lebih tinggi pada kelompok usia ≥65 tahun daripada kelompok usia muda. Namun, SVT merupakan takiaritmia nonsinus yang paling sering terjadi pada orang dewasa muda, bayi, maupun anak-anak. Secara umum, insiden SVT adalah 35 per 100.000 person-years. Sementara itu, prevalensinya adalah 2,25 per 1.000 orang. Risiko SVT pada perempuan 2 kali lebih tinggi daripada pria.[1,3]
Indonesia
Data epidemiologi SVT di Indonesia masih amat terbatas. Namun, laporan menyatakan bahwa total jumlah pasien SVT di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita adalah sekitar 9% dari seluruh pasien aritmia.[12]
Mortalitas
Tingkat mortalitas SVT murni tanpa pre-eksitasi seperti sindrom Wolff-Parkinson-White (WPW) terbilang rendah. Kenaikan risiko kematian terjadi bila SVT bersifat kongenital atau pasien yang mengalaminya memiliki kelainan jantung struktural.[2,13-15]
Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra