Patofisiologi Bursitis
Patofisiologi bursitis adalah inflamasi pada bursa. Bursa merupakan lapisan sinovial di sekitar ruang potensial sendi dan tendon, yang jika teriritasi akan terisi dengan cairan sinovial. Pasien biasanya mengeluhkan rasa sakit ketika bursa yang meradang tertekan ke tulang, otot, tendon, ligamen, atau kulit sekitarnya. Terlepas dari bahasa yang mengarah ke peradangan, tidak semua bursitis dikaitkan dengan proses inflamasi.[2]
Peradangan pada bursa biasanya menyebabkan sel-sel sinovial berlipat ganda sehingga meningkatkan pembentukan kolagen dan produksi cairan. Membran kapiler yang lebih permeabel memungkinkan masuknya cairan berprotein tinggi. Di sisi lain, lapisan bursa dapat digantikan oleh jaringan granulasi dan diikuti oleh jaringan fibrosa. Pada akhirnya bursa menjadi penuh dengan cairan yang bersifat kaya akan fibrin, dan cairan tersebut juga bisa menjadi hemoragik. Satu studi menunjukkan bahwa proses ini dapat dimediasi oleh sitokin, metaloprotease, dan siklooksigenase.[2,7]
Fase Bursitis
Secara umum terdapat tiga fase bursitis, yaitu fase akut, berulang, dan kronis.
Fase Akut
Pada bursitis fase akut, terjadi peradangan lokal dan cairan sinovial menebal yang mengakibatkan setiap gerakan menjadi menyakitkan.
Fase Berulang
Fase berulang merupakan bursitis pada area yang sama yang sebelumnya sudah menunjukkan hilangnya gejala yang ada.
Fase Kronis
Pada bursitis fase kronis, biasanya rasa sakit dirasakan terus-menerus dan dapat menyebabkan melemahnya ligamen dan tendon di atasnya dan pada akhirnya bisa menyebabkan ruptur tendon. Karena kemungkinan efek samping bursitis kronis pada struktur jaringan di atasnya, bursitis dan tendinitis dapat terjadi bersamaan, sehingga dalam menegakkan diagnosis harus dipastikan apakah diagnosis bursitis murni atau ada diagnosis tambahan tendinitis.[4]
Jenis Bursitis
Berdasarkan lokasi, ada 4 jenis bursitis yang paling sering terjadi yaitu prepatellar (lutut), olecranon (siku), trochanteric (panggul), dan retrocalcaneal (tumit). Berdasarkan penyebab, bursitis dibagi menjadi traumatik atau hemoragik akut, aseptik kronis, dan septik.
- Bursitis traumatik atau hemoragik akut: biasanya akibat cedera langsung yang menyebabkan perdarahan ke bursa. Pada pasien dengan koagulopati atau mengonsumsi antikoagulan, perdarahan dapat terjadi tanpa trauma.
- Aseptik kronis: disebabkan oleh mikrotrauma kronis akibat gesekan berulang jangka lama pada jaringan di atas bursa dan penonjolan tulang yang mendasarinya
- Septik: biasanya timbul dari infeksi di jaringan sekitas, inokulasi langsung dari trauma, atau iatrogenik akibat upaya aspirasi bursa yang membesar[3]
Bursitis Prepatellar (Lutut)
Bursitis prepatellar didominasi oleh jenis bursitis septik. Sekitar 80% kasus disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Mekanisme terjadinya infeksi umumnya inokulasi langsung dan didukung karena suplai darah yang buruk ke bursa.
Bursitis Olecranon (Siku)
Bursitis olecranon merupakan jenis bursitis superfisial yang paling umum. Penumpukan cairan dan peradangan di sekitar bursa disebabkan oleh proses traumatik, inflamasi, dan infeksi. Bursitis olecranon biasanya tidak menular, karena bursitis jenis septik hanya ditemukan pada sekitar 20% dari semua kasus akut.
Bursitis Trochanteric (Panggul)
Bursitis trochanteric berkaitan dengan tendon otot yang melekat pada trochanter seperti gluteus medius dan minimus. Tendinosis gluteus medius atau tendon minimus akhir-akhir ini semakin diterima sebagai patologi utama bursitis trochanteric. Walaupun belum bisa dijelaskan secara ilmiah, banyak penelitian yang menemukan pasien-pasien dengan tendinosis gluteus medius dan atau minimus juga mengalami penumpukan cairan di bursa trochanter.
Bursitis Retrocalcaneal (Tumit)
Bursitis retrocalcaneal adalah jenis bursitis yang sangat mengganggu aktivitas. Peradangan bursa retrocalcaneal dapat membatasi fungsi dan menyebabkan rasa sakit. Diduga terdapat hubungan morfologis antara bentuk tuberositas posterior dan bursitis retrocalcaneal. Penonjolan sisi posterosuperior lateral tuberositas merupakan morfologi yang dianggap terkait dengan terjadinya bursitis, karena pada sisi tersebut meningkatkan kemungkinan terjadinya gesekan dan penekanan pada bursa.[1,3,4]