Diagnosis Plantar Fasciitis
Diagnosis plantar fasciitis patut dicurigai pada pasien yang mengeluhkan riwayat nyeri yang menusuk dan tidak menjalar di pagi hari saat memulai aktivitas berjalan di permukaan medioplantar proksimal kaki. Nyeri juga bisa muncul dengan memberikan provokasi tekanan pada area prosesus medial tuberositas kalkaneus. Perlu diingat bahwa pasien dengan plantar fasciitis umumnya memiliki faktor risiko khas, seperti kelebihan berat badan atau sering menjalani aktivitas yang dapat menyebabkan mikrotrauma (misalnya pada penari balet atau pelari jarak jauh).
Anamnesis
Keluhan utama yang mengarah pada plantar fasciitis adalah riwayat nyeri tumit tajam dan intens. Nyeri timbul pada beberapa langkah pertama di pagi hari atau setelah periode panjang inaktivitas. Nyeri terutama dirasakan pada permukaan plantar kaki aspek anterior kalkaneus, tapi dapat menyebar ke proksimal.
Pada tahap awal penyakit, rasa nyeri dapat berkurang dengan pergerakan atau pemanasan sebelum olahraga, tetapi kemudian meningkat seiring peningkatan aktivitas. Nyeri tumpul mungkin terasa di tumit pada penghujung hari, terutama setelah berjalan atau berdiri lama. Keluhan lain yang mungkin timbul selain rasa nyeri adalah kekakuan pada kaki dan pembengkakan lokal pada tumit. Pasien juga mungkin mengeluhkan berjalan pincang atau lebih nyaman saat berjalan jinjit.
Sebelum gejala muncul, pasien mungkin meningkatkan jumlah atau intensitas aktivitas, misalnya jarak berlari atau intensitas koreografi. Pasien mungkin juga mulai berolahraga di permukaan yang berbeda, baru saja mengganti jenis alas kaki, atau mengalami trauma sebelumnya (misalnya, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, atau cedera terkait pekerjaan).[3,7]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada plantar fasciitis adalah dengan melakukan uji Windlass. Caranya dengan melakukan dorsofleksi pasif di sendi metatarsophalangeal pertama sehingga merangsang tegangan pada fasia plantar. Tes dikatakan positif jika muncul nyeri di area sekitar tumit.[1,3]
Titik nyeri bisa dipastikan dengan memberikan tekanan menggunakan ibu jari pemeriksa mulai dari area kalkaneus sampai kaki depan, biasanya penentuan titik nyeri ini dilakukan jika ingin mengetahui lokasi untuk injeksi steroid.
Temuan sekunder dapat berupa tendon Achilles yang kencang, menyebabkan keterbatasan dorsofleksi pergelangan kaki. Bentuk temuan lain pada pemeriksaan fisik dapat berupa kelainan bentuk, perubahan kulit, tipe kaki datar atau pes planus, overpronasi, tipe kaki melengkung tinggi atau pes cavus, perbedaan panjang kaki, torsi tibialis lateral yang berlebihan, dan anteversi femoralis yang berlebihan.[3]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding plantar fasciitis adalah penyakit-penyakit dengan keluhan serupa yaitu nyeri sekitar tumit dan telapak kaki. Penyakit-penyakit tersebut bisa dikelompokkan kepada penyakit yang berhubungan dengan kelainan saraf, tulang, jaringan ikat dan inflamasi.
Kelainan saraf yang perlu dipertimbangkan sebagai diagnosis banding adalah:
- Nyeri neuropatik
- Radikulopati
- Tarsal tunnel syndrome
Kelainan muskuloskeletal yang perlu dipertimbangkan sebagai diagnosis banding adalah:
- Fraktur kalkaneus
- Kontusio tulang
- Osteomyelitis
- Neoplasma tulang
- Penyakit Paget tulang
- Tendinopati Achilles
- Atrofi bantalan lemak tumit
Kelainan jaringan ikat yang perlu dipertimbangkan sebagai diagnosis banding adalah:
- Sarkoidosis
- Ruptur fasia plantar
Nyeri Neuropatik
Kelainan saraf lain yang dapat menyebabkan keluhan serupa plantar fasciitis adalah nyeri neuropatik. Berbeda dengan plantar fasciitis, nyeri neuropatik umumnya muncul pada pasien dengan riwayat diabetes atau penyalahgunaan alkohol.[1,7]
Radikulopati
Radikulopati S1 juga merupakan kelainan saraf yang perlu dipertimbangkan pada pasien dengan keluhan nyeri tumit. Pasien dengan gangguan tulang belakang sacrum biasanya akan mengeluhkan kelemahan plantar fleksi dan nyeri yang menjalar ke bagian posterior kaki hingga tumit. Pemeriksaan fisik khas yang ditemukan biasanya adalah hilang atau berkurangnya refleks pergelangan kaki.[1,7]
Tarsal Tunnel Syndrome
Tarsal tunnel syndrome merupakan kondisi terjepitnya saraf tibialis posterior. Kondisi ini menyebabkan nyeri pada area yang serupa dengan plantar fasciitis. Meskipun begitu, nyeri pada tarsal tunnel syndrome disertai adanya parestesia dan kebas pada telapak kaki.[1,7]
Fraktur Stres Kalkaneus
Fraktur stres kalkaneus akan menimbulkan nyeri ada tumit. Diagnosis fraktur stres harus dipertimbangkan terutama jika terdapat peningkatan aktivitas fisik. Radiografi polos merupakan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis fraktur stres kalkaneus.[1,7]
Kontusio Tulang
Nyeri tumit juga bisa timbul pada kasus kontusio tulang. Pada kontusio tulang, jelas ada riwayat trauma langsung yang menyebabkan memar dan gejala nyeri menyeluruh pada tumit bagian bawah.[1,7]
Osteomyelitis
Osteomyelitis dapat terjadi pada kalkaneus. Tanda infeksi pada kalkaneus bisa berupa nyeri yang konstan pada area tumit dan adanya gejala sistemik seperti demam.[1,7]
Neoplasma
Meskipun jarang, neoplasma di tulang kalkaneus bisa terjadi. Kondisi ini ditandai dengan nyeri tulang yang sangat hebat dan gejala nokturnal.[1,7]
Penyakit Paget
Pada penyakit Paget, keluhan nyeri pada tulang kalkaneus bisa muncul. Pemeriksaan radiografi polos akan menunjukkan trabekula tulang yang kasar, dan pemeriksaan laboratorium dapat menunjukkan peningkatan alkali fosfatase serum.[1,7]
Tendinopati Achilles
Tendinopati Achilles dapat menyebabkan nyeri tumit posterior dan nyeri akan memburuk dengan aktivitas. Sementara itu, pada plantar fasciitis, nyeri cenderung terjadi pada tumit bagian bawah, dan terkadang membaik dengan aktivitas.[1,7]
Atrofi
Atrofi bantalan lemak tumit dapat terjadi pada lansia. Pada palpasi akan ditemukan penonjolan tulang tanpa adanya bantalan yang biasanya diberikan oleh lemak subkutan. Tidak seperti rasa sakit akibat plantar fasciitis, rasa sakit akibat atrofi bantalan lemak tumit tidak muncul di pagi hari. Keluhan biasanya memburuk jika kaki digunakan untuk menahan beban sepanjang hari.[1,7]
Ruptur Fasia Plantar
Ruptur fasia plantar umumnya terjadi setelah aktivitas fisik yang sangat berat dan terjadi secara tiba-tiba, tidak seperti nyeri plantar fasciitis yang muncul secara bertahap. Pemeriksaan kaki sisi yang sakit dapat menunjukkan hilangnya lengkung telapak kaki. Kadang juga bisa muncul tanda pembengkakan atau ekimosis.[1,7]
Sarkoidosis
Nyeri tumit juga terjadi pada sarkoidosis. Kombinasi eritema nodosum, adenopati hilar, migrasi poliartralgia, dan demam atau yang dikenal dengan sindrom Lofgren merupakan tanda klinis yang muncul pada pasien dengan sarkoidosis.[7]
Pemeriksaan Penunjang
Uji laboratorium tidak membantu dalam menegakkan diagnosis plantar fasciitis. Tes untuk peradangan (misalnya, laju sedimentasi eritrosit dan protein C-reaktif) akan normal kecuali ada penyakit inflamasi yang menyertai.[4]
Radiografi bukan pemeriksaan penunjang yang disarankan untuk menegakkan diagnosis plantar fasciitis, tetapi berguna untuk menemukan diagnosis banding dengan keluhan yang serupa. Radiografi polos dengan posisi lateral dan aksial bisa mengidentifikasi fraktur stres kalkaneus.[4,5]
Magnetic resonance imaging (MRI) bermanfaat untuk mengevaluasi jaringan lunak. Pemeriksaan ini dapat dipertimbangkan terutama pada kasus plantar fasciitis yang resisten terhadap pengobatan. Gambaran MRI pada plantar fasciitis menunjukkan penebalan fasia plantar dan peningkatan sinyal pada gambar short tau inversion recovery (STIR).[1]
Ultrasonografi (USG) merupakan pilihan pemeriksaan penunjang pada kasus plantar fasciitis, karena dari segi harga relatif lebih terjangkau dan reliabilitasnya cukup baik. USG bisa mendeteksi penebalan fasia plantar, hipoekogenisitas insersi pada kalkaneus, gambaran yang kabur di area perbatasan antara fasia dan jaringan sekitarnya, serta penurunan ekogenisitas sugestif edema.[1,4]