Epidemiologi Plantar Fasciitis
Epidemiologi plantar fasciitis tidak bisa digambarkan secara jelas, karena tidak ada data pasti mengenai insidensi dan prevalensi secara global. Meski demikian, diperkirakan lebih dari satu juta pasien setiap tahunnya di Amerika Serikat melakukan kunjungan rawat jalan dengan keluhan plantar fasciitis.[7]
Global
Angka kejadian pasti plantar fasciitis tidak diketahui. Berdasarkan sebuah kohort retrospektif di layanan kesehatan tingkat pertama di Belanda, dilaporkan insidensi nyeri tumit sebesar 3.83 kasus per orang-tahun. Insidensi pada wanita adalah 4,64 kasus per orang-tahun, sedangkan pada pria adalah 2,98 kasus per orang-tahun.[8]
Di Amerika Serikat, sebuah survey nasional laporan mandiri berbasis internet yang melibatkan 75.000 partisipan menunjukkan prevalensi sebesar 0,85% untuk nyeri akibat plantar fasciitis. Prevalensi didapatkan paling rendah (0,53%) pada kelompok usia 18-44 tahun dan paling tinggi (1,33%) pada kelompok usia 45-64 tahun.[8,14]
Indonesia
Belum ada studi khusus yang menggambarkan insidensi dan prevalensi plantar fasciitis di Indonesia. Beberapa studi hanya melihat hubungan faktor risiko dengan kejadian plantar fasciitis. Salah satunya adalah studi potong lintang yang melibatkan 75 partisipan di Gianyar. Studi ini menemukan peningkatan risiko plantar fasciitis hingga 3 kali lipat pada pasien dengan obesitas.[9]
Mortalitas
Plantar fasciitis bukanlah suatu penyakit mematikan. Tetapi keluhan plantar fasciitis bisa mengganggu kualitas hidup, terutama jika keluhan nyeri sudah membatasi aktivitas sehari-hari. Kadang keluhan sakit yang tidak kunjung hilang atau sering berulang dapat membuat pasien frustasi.[4]