Etiologi Plantar Fasciitis
Etiologi plantar fasciitis adalah adanya mikrotrauma karena strain berulang pada fasia plantar, tetapi banyak faktor lain yang juga dapat mempengaruhi. Faktor penyebab plantar fasciitis dapat dibagi menjadi faktor ekstrinsik dan instrinsik. Contoh faktor ekstrinsik adalah kegiatan olahraga dengan intensitas yang berat dan penggunaan alas kaki yang tidak sesuai. Sementara itu, faktor intrinsik misalnya kelainan anatomi pes planus, leg-length discrepancy (LLD), dan keterbatasan gerak dorsofleksi. Obesitas adalah salah satu faktor yang sangat dikaitkan dengan plantar fasciitis.[13]
Faktor Ekstrinsik
Pada orang yang suka berolahraga atau pada atlet, kesalahan metode berlatih terutama pada cara pengembangan intensitas latihan, bisa menjadi faktor penyebab terjadinya plantar fasciitis. Penambahan jarak tempuh yang cukup jauh pada seorang pelari ataupun perubahan koreografi yang meningkatkan intensitas secara mendadak pada penari merupakan contoh kesalahan pengembangan metode latihan yang dapat meningkatkan risiko plantar fasciitis.[2,7]
Penggunaan peralatan yang tepat saat beraktivitas juga sangat penting. Sebagai contoh, seorang pelari biasanya harus menggunakan sepatu olahraga dengan ketebalan sol khusus yang berfungsi sebagai bantalan saat lari. Jika digunakan terus menerus, bantalan ini akan cepat menipis dan tidak berfungsi baik lagi untuk meredam getaran dan tekanan saat berlari sehingga meningkatkan risiko terjadinya plantar fasciitis. Oleh karenanya, sangat ditekankan selain jenis sepatu harus sesuai dengan jenis olahraganya, pemeliharaan sepatu seperti pergantian sol secara berkala juga dibutuhkan.[2]
Faktor Intrisik
Faktor instrinsik berkaitan dengan keragaman anatomi yang dapat mepengaruhi biomekanik gerakan kaki, sehingga memberikan tekanan yang berbeda dari normalnya pada fasia plantar. Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko plantar fasciitis antara lain pes planus, pes cavus, leg-length discrepancy (LLD), dan keterbatasan gerakan dorsofleksi.[3]
Pronasi adalah gerakan normal saat berjalan dan berlari, tetapi pada kondisi pes planus akan terjadi overpronasi. Hal ini menyebabkan tegangan yang dihasilkan setiap gerakan kaki meningkat. Sementara itu, tegangan yang dihasilkan pada pes cavus bukan karena overpronasi, tetapi karena kaki tidak mampu efektif menahan atau menyerap goncangan. Pada kondisi LLD sudah sangat jelas dapat menyebabkan perubahan biomekanik berjalan dan berlari, karena terdapat perbedaan panjang tungkai yang meningkatkan stres fasia plantar.[1]
Faktor Risiko
Tinjauan sistematik dari 51 studi observasional menunjukkan bahwa hubungan signifikan indeks massa tubuh (IMT) yang tinggi dengan plantar fasciitis, yaitu pasien obesitas dan IMT di atas 27 kg/m2.[13]
Selain obesitas, faktor yang dapat meningkatkan kejadian plantar fasciitis, adalah:
- Gaya hidup sedenter
- Penderita diabetes
- Penderita osteoarthritis pada tungkai
- Pertambahan usia
- Kaki datar (pes planus atau pronated ankles)[2,7]