Etiologi Dehidrasi
Etiologi dehidrasi dapat berbeda, antara populasi anak, dewasa, dan lansia. Penyebab tersering dehidrasi pada anak adalah diare. Sementara, penyebab utama pada populasi dewasa dan lansia adalah kekurangan asupan oral.
Etiologi Dehidrasi pada Populasi Anak
Etiologi dehidrasi pada anak-anak dan balita yang paling sering adalah diare. Anak-anak yang mengalami diare memiliki tingkat metabolik yang lebih tinggi, dan anak-anak tidak dapat mengkomunikasikan rasa haus ketika mengalami dehidrasi.
Penyebab lain dehidrasi pada anak-anak adalah ketoasidosis diabetik pada anak-anak dengan diabetes melitus tipe 1, diabetes insipidus, luka bakar pada anak, dan keringat yang berlebihan. Asupan cairan yang tidak adekuat dibandingkan pengeluaran cairan menyebabkan keadaan dehidrasi. Anak-anak dan balita memiliki tingkat metabolic yang lebih tinggi, sehingga lebih rentan terhadap dehidrasi.[6]
Etiologi Dehidrasi pada Populasi Dewasa
Etiologi dehidrasi pada orang dewasa dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis dehidrasi. Penyebab dehidrasi isotonik adalah keadaan yang menyebabkan kehilangan cairan, seperti muntah, diare, luka bakar, hiperglikemia, dan hiperaldosteronisme. Penyebab dehidrasi hipotonik adalah pemberian terapi diuretik, yang menyebabkan lebih banyak natrium yang keluar dibandingkan air.
Dehidrasi hipotonik ditandai kadar natrium dan osmolaritas yang rendah. Penyebab dehidrasi hipertonik adalah demam, pernafasan yang cepat, dan diabetes insipidus. Diabetes hipertonik ditandai kadar natrium dan osmolaritas yang tinggi.[4,5]
Faktor Risiko
Faktor risiko dehidrasi pada anak-anak dan orang dewasa terdiri dari keadaan yang menyebabkan asupan cairan terganggu dan peningkatan pengeluaran cairan tubuh.
Kurang Asupan Cairan
Kurangnya asupan cairan dapat terjadi pada orang yang sedang berada dalam perjalanan yang sulit mendapatkan air minum, seperti di tengah laut maupun di padang pasir. Pada pasien yang mengalami disfagia, penurunan kesadaran, atau kelainan pada sistem persarafan yang menyebabkan hilangnya rangsangan rasa haus dapat menyebabkan seseorang tidak mendapatkan asupan cairan adekuat.[1,4,6]
Peningkatan Ekskresi Air Melalui Kulit
Peningkatan ekskresi air melalui kulit, seperti pada keadaan panas, aktivitas fisik berat, luka bakar, atau penyakit kulit juga dapat menyebabkan dehidrasi.[1,4,6]
Peningkatan Ekskresi Air Melalui Ginjal
Peningkatan ekskresi air melalui ginjal, seperti pemberian terapi diuretik, penyakit ginjal akut atau kronik, penyakit Addison, hiperglikemia, dan hiperaldosteronisme juga dapat menyebabkan dehidrasi.[1,4,6]
Peningkatan Ekskresi Air Melalui Saluran Cerna
Peningkatan ekskresi air melalui saluran pencernaan, seperti muntah, diare, terapi pencahar, dan fistula juga merupakan faktor risiko dehidrasi.[1,4,6]
Peningkatan Insensible Water Loss
Peningkatan insensible water loss, seperti pada keadaan sepsis, penyakit paru obstruktif kronik, dan pernapasan yang cepat dapat menjadi faktor risiko dehidrasi.[1,4,6]