Patofisiologi Fistula Ani
Patofisiologi fistula ani terjadi akibat abses perianal yang secara sengaja atau spontan pecah, sehingga menyisakan ruang kosong. Ruang sisa abses ini dapat menetap dan membentuk kista atau fistula antara kanalis anal dengan kulit perianal.[3,4]
Fistula ani sering terjadi di kripta anus. Fistula ani dimulai dari sekresi kelenjar ani yang mengalir masuk ke kripta anus dan keluar melalui kanalis anus. Bila kelenjar-kelenjar tersebut tersumbat, terjadi statis dan infeksi pada kripta anus.[3,4]
Fistula ani sering kali ditemukan pada pasien inflammatory bowel disease, termasuk pasien penyakit Crohn, divertikulitis di samping usus besar, benda asing di anus yang memicu respons inflamasi, sifilis, tuberkulosis, pajanan radiasi, dan infeksi HIV.[3,4]
Fistula ani diklasifikasikan berdasarkan hubungannya dengan sfingter anal, yaitu:
- Fistula interspfingterik: fistula terletak di linea dentata atau intersphincteric space, sampai ke kulit perianal
- Fistula transfingterik rendah: fistula melewati ⅓ bawah sfingter anus eksternal kemudian membentuk saluran sampai kulit perianal
- Fistula transfingterik tinggi: fistula melewati ⅓ atau ⅔ atas sfingter anus eksternal kemudian membentuk saluran sampai ke kulit perianal
- Fistula suprasfingterik: fistula melewati kripta anus dan membentuk saluran yang melingkar di sepanjang sfingter, lalu berakhir di fossa ischioanal
- Fistula ekstrasfingterik: fistula berawal dari kanalis anal atas dan membentuk saluran di sepanjang lingkaran sfingter kemudian berakhir di kulit perianal[3,4]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur