Etiologi Gigitan Serangga
Etiologi gigitan serangga adalah hewan serangga itu sendiri. Oleh karena tidak semua kejadian gigitan serangga disaksikan langsung oleh pasien dan tidak semua pasien dapat mengidentifikasi jenis serangga yang menggigit, cukup sulit untuk mengetahui secara spesifik serangga yang menyebabkan reaksi gigitan serangga. Lokasi lingkungan dan waktu terjadinya gigitan mungkin dapat membantu mengidentifikasi jenis serangga.[3]
Insecta merupakan kelas hewan yang berada dalam filum Antropoda. Diperkirakan bahwa terdapat sekitar 6–10 juta spesies serangga di dunia, dan insecta merupakan kelas dalam kingdom Animalia yang memiliki variasi dan jumlah spesies terbanyak. Seluruh jenis serangga dapat menjadi etiologi dari gigitan serangga.[1,2]
Faktor Risiko
Faktor risiko gigitan serangga berkaitan erat dengan kondisi dan paparan lingkungan.
Lingkungan Tempat Tinggal
Beberapa jenis serangga membutuhkan air untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Penduduk yang bermukim di sekitar badan air atau lahan basah berisiko tinggi mengalami gigitan serangga, terutama nyamuk. Tinggal di dekat hutan atau daerah berumput juga merupakan faktor risiko gigitan serangga.[4,6]
Faktor Risiko Pekerjaan
Pekerjaan yang mengharuskan seseorang terpapar dengan hewan ternak atau hewan peliharaan termasuk faktor risiko gigitan serangga, terutama tungau dan bedbugs. Pekerjaan khusus seperti berkebun atau beternak lebah juga meningkatkan risiko gigitan serangga.[2,4]
Faktor Kebersihan dan Perawatan Diri
Seorang tunawisma yang tinggal berpindah-pindah juga memiliki risiko mengalami gigitan serangga yang lebih tinggi. Penderita gangguan jiwa, seperti schizophrenia, juga lebih rentan mengalami gigitan serangga karena diasosiasikan dengan perawatan diri yang kurang baik.[2]