Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Keracunan Arsenik general_alomedika 2025-05-07T14:23:46+07:00 2025-05-07T14:23:46+07:00
Keracunan Arsenik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Keracunan Arsenik

Oleh :
dr. Rifan Eka Putra Nasution
Share To Social Media:

Epidemiologi keracunan arsenik dibagi menjadi pada anak-anak dan dewasa. Anak-anak menjadi populasi yang paling sering mengalami keracunan arsenik akibat menelan herbisida atau pestisida yang mengandung arsenik. Risiko keracunan arsenik akibat inhalasi pada anak lebih besar, karena tingkat ventilasi yang lebih tinggi per kilogram berat badan dan kurangnya kesadaran untuk meninggalkan area paparan. Populasi dewasa lebih cenderung mengalami kejadian keracunan arsenik terkait dengan paparan di lingkungan kerja.[2,5]

Global

Di negara maju, keracunan arsenik akut sangat jarang terjadi. Hal ini terkait dengan akses pajanan arsenik yang terbatas serta peningkatan keamanan dan keselamatan terkait pedoman keselamatan di tempat kerja yang terus diperbaharui.[5,8]

Namun, insidensi keracunan arsenik secara global bervariasi, sesuai dengan tingkat kontaminasi pada air minum. Keadaan geografis suatu negara berkontribusi pada tingkat kontaminasi arsenik. Sebanyak 27 juta penduduk Bangladesh berisiko keracunan arsenik kronik akibat meminum air dengan kandungan arsenik kurang dari 10 hingga lebih dari 2.500 mcg/L. Sedangkan, sekitar 20% dari populasi di Asia Tenggara dilaporkan memiliki paparan arsenik kronik.[3,5,8]

Selain itu, terdapat studi yang menyatakan bahwa lebih dari 230 juta penduduk di dunia yang berisiko mengalami paparan arsenik kronik, dan 180 juta dari mereka berasal dari negara-negara di Asia, seperti Bangladesh, India, Thailand, Cambodia, dan lain-lain.[19]

Indonesia

Tidak terdapat data insidensi atau prevalensi keracunan arsenik, baik akut maupun kronik, di Indonesia. Namun, studi di Minahasa, Sulawesi Utara, yang area sekitarnya pernah digunakan sebagai lokasi penambangan emas, menunjukkan rerata kandungan arsenik anorganik pada air minum adalah 16.5 mcg/L. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian penduduk Indonesia berisiko mengalami keracunan arsenik, terutama akibat paparan kronik.[20]

Keracunan arsenik yang diakibatkan bahaya keselamatan kerja (occupational hazard) juga membutuhkan perhatian khusus, sebab pedoman keselamatan kerja mungkin belum dibuat dengan baik.

Mortalitas

Pada keracunan arsenik akut, paparan arsenik anorganik sebesar 0,6 mg/kg dapat menyebabkan mortalitas dalam 1 hingga 4 hari.[3]

Health Effects of Arsenic Exposure Longitudinal Study (HEALS) di Bangladesh mendapatkan bahwa konsumsi kronik air minum dengan kandungan arsenik di atas 150 mcg/L berkaitan dengan peningkatan mortalitas akibat berbagai penyakit, antara lain kanker dan penyakit kardiovaskular. Kanker paru merupakan penyebab kematian terbanyak terkait arsenik.[4,8]

Studi lain di Bangladesh menunjukkan bahwa paparan arsenik kronik dari air minum, yaitu di atas 12 mcg/L, berhubungan dengan 28,9% kematian akibat penyakit jantung.[15]

Referensi

2. Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR). Arsenic (As) and Inorganic Arsenic Compounds. CDC. 2014.
3. Kuivenhoven M, Mason K. Arsenic Toxicity. StatPearls 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541125/.
4. Goldman RH. Arsenic exposure and poisoning. UpToDate 2021. https://www.uptodate.com/contents/arsenic-exposure-and-poisoning.
5. Tournel G, Houssaye C, Humbert L, Dhorne C, Gnemmi V, Bécart-Robert A, et al. Acute arsenic poisoning: clinical, toxicological, histopathological, and forensic features. J Forensic Sci 2011;56 Suppl 1:S275-9.
8. Naujokas MF, Anderson B, Ahsan H, Aposhian HV, Graziano JH, Thompson C, et al. The broad scope of health effects from chronic arsenic exposure: update on a worldwide public health problem. Environ Health Perspect 2013;121:295–302.
15. Chen Y, Graziano JH, Parvuez F, et al. Arsenic exposure from drinking water and mortality from cardiovascular disease in Bangladesh: prospective cohort study. BMJ. 2011;342:d2431.
19. E. Shaji, M. Santosh, K.V. Sarath, et al. Arsenic contamination of groundwater: A global synopsis with focus on the Indian Peninsula. Elsevier. 2020.
20. Bentley K, Soebandrio A. Dietary exposure assessment for arsenic and mercury following submarine tailings placement in Ratatotok Sub-district, North Sulawesi, Indonesia. Environ Pollut. 2017;227:552-559.

Etiologi Keracunan Arsenik
Diagnosis Keracunan Arsenik

Artikel Terkait

  • Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik
    Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 23 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 22 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.