Epidemiologi Keracunan Arsenik
Epidemiologi keracunan arsenik dibagi menjadi pada anak-anak dan dewasa. Anak-anak menjadi populasi yang paling sering mengalami keracunan arsenik akibat menelan herbisida atau pestisida yang mengandung arsenik. Risiko keracunan arsenik akibat inhalasi pada anak lebih besar, karena tingkat ventilasi yang lebih tinggi per kilogram berat badan dan kurangnya kesadaran untuk meninggalkan area paparan. Populasi dewasa lebih cenderung mengalami kejadian keracunan arsenik terkait dengan paparan di lingkungan kerja.[2,5]
Global
Di negara maju, keracunan arsenik akut sangat jarang terjadi. Hal ini terkait dengan akses pajanan arsenik yang terbatas serta peningkatan keamanan dan keselamatan terkait pedoman keselamatan di tempat kerja yang terus diperbaharui.[5,8]
Namun, insidensi keracunan arsenik secara global bervariasi, sesuai dengan tingkat kontaminasi pada air minum. Keadaan geografis suatu negara berkontribusi pada tingkat kontaminasi arsenik. Sebanyak 27 juta penduduk Bangladesh berisiko keracunan arsenik kronik akibat meminum air dengan kandungan arsenik kurang dari 10 hingga lebih dari 2.500 mcg/L. Sedangkan, sekitar 20% dari populasi di Asia Tenggara dilaporkan memiliki paparan arsenik kronik.[3,5,8]
Selain itu, terdapat studi yang menyatakan bahwa lebih dari 230 juta penduduk di dunia yang berisiko mengalami paparan arsenik kronik, dan 180 juta dari mereka berasal dari negara-negara di Asia, seperti Bangladesh, India, Thailand, Cambodia, dan lain-lain.[19]
Indonesia
Tidak terdapat data insidensi atau prevalensi keracunan arsenik, baik akut maupun kronik, di Indonesia. Namun, studi di Minahasa, Sulawesi Utara, yang area sekitarnya pernah digunakan sebagai lokasi penambangan emas, menunjukkan rerata kandungan arsenik anorganik pada air minum adalah 16.5 mcg/L. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian penduduk Indonesia berisiko mengalami keracunan arsenik, terutama akibat paparan kronik.[20]
Keracunan arsenik yang diakibatkan bahaya keselamatan kerja (occupational hazard) juga membutuhkan perhatian khusus, sebab pedoman keselamatan kerja mungkin belum dibuat dengan baik.
Mortalitas
Pada keracunan arsenik akut, paparan arsenik anorganik sebesar 0,6 mg/kg dapat menyebabkan mortalitas dalam 1 hingga 4 hari.[3]
Health Effects of Arsenic Exposure Longitudinal Study (HEALS) di Bangladesh mendapatkan bahwa konsumsi kronik air minum dengan kandungan arsenik di atas 150 mcg/L berkaitan dengan peningkatan mortalitas akibat berbagai penyakit, antara lain kanker dan penyakit kardiovaskular. Kanker paru merupakan penyebab kematian terbanyak terkait arsenik.[4,8]
Studi lain di Bangladesh menunjukkan bahwa paparan arsenik kronik dari air minum, yaitu di atas 12 mcg/L, berhubungan dengan 28,9% kematian akibat penyakit jantung.[15]