Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Keracunan Merkuri annisa-meidina 2023-06-12T10:39:20+07:00 2023-06-12T10:39:20+07:00
Keracunan Merkuri
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Keracunan Merkuri

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Penatalaksanaan awal dari keracunan merkuri adalah menghentikan paparan terhadap merkuri secara segera. Klinisi perlu mengetahui apakah pasien mengalami paparan akut atau kronis. Lakukan dekontaminasi pada pasien, termasuk menyingkirkan pakaian atau sumber merkuri lainnya.

Pada kasus paparan terhadap kulit, cuci dengan air dan sabun. Apabila merkuri mengenai mata, maka bilas dengan air mengalir. Penatalaksanaan lain yang dilakukan adalah penanganan suportif, terapi kelasi, dan rehabilitasi.[5,18,23]

Terapi Suportif

Setelah pasien dan tenaga medis sudah aman dari sumber merkuri, maka penatalaksanaan akan bersifat suportif. Penilaian awal pasien mencakup airway, breathing, circulation (ABC). Klinisi perlu memastikan patensi jalan napas pasien, dan memberikan oksigenasi bila perlu. Pasang akses vena. Apabila ada indikasi gangguan hemodinamik, maka berikan cairan intravena.[3,5]

Bilas lambung dapat bermanfaat mengurangi ingesti merkuri, namun harus dilakukan secara hati-hati karena ada risiko perforasi gaster. Tidak disarankan untuk menginduksi refleks muntah karena akan menyebabkan iritasi mukosa saluran cerna semakin parah. Karbon aktif juga tidak efektif dalam kasus keracunan merkuri.[3-5]

Selanjutnya, pantau komplikasi dari keracunan merkuri, seperti gangguan pernapasan, perdarahan saluran cerna, dan tanda kerusakan ginjal seperti oligouria atau anuria. Anak dengan stridor dapat diberikan nebulisasi epinefrin 0,25-0,75 ml dalam 2,5 ml air dan dapat diulang dalam 20 menit.[3,5]

Terapi Kelasi

Terapi kelasi hanya diberikan pada pasien dengan riwayat keracunan merkuri yang jelas dan bergejala. Karena risiko efek samping yang menimbulkan ketidaknyamanan, pemberian agen kelasi sebaiknya dilakukan tenaga medis terlatih.

Agen kelasi perlu diberikan sedini mungkin untuk mengikat merkuri dan mengurang efek toksik pada organ. Pada kasus dimana pasien menunjukkan gejala signifikan dan dugaan kuat bersumber dari keracunan merkuri, klinisi dapat memberikan agen kelasi sebelum mendapatkan konfirmasi laboratorium.[4,5]

Pilihan Agen Kelasi Merkuri

Agen kelasi mengandung thiol yang akan terikat kepada merkuri. Agen kelasi yang diberikan untuk keracunan merkuri anorganik adalah dimercaprol (DAL), D-penicillamine (DPCN), dimercaptopropane sulfonate (DMPS), dan succimer (DMSA). Untuk keracunan merkuri organik, sejauh ini belum ada agen khelasi yang disetujui, dan DAL dikontraindikasikan karena dapat memperburuk toksisitas neurologi.

DAL memiliki jendela terapeutik yang sempit dan menimbulkan nyeri ketika diinjeksi melalui intramuskuler, sehingga membatasi penggunaannya. Dewasa ini, penanganan keracunan merkuri lebih sering menggunakan DMSA dan DMPS, karena dapat diberikan secara oral, intravena, rektal dan perkutan.[4,5]

Succimer (DMSA):

Dosis pemberian DMSA adalah 10 mg/kg setiap 8 jam selama 5 hari. Kemudian 10 mg/kg setiap 12 jam selama 14 hari secara oral.

DMSA meningkatkan ekskresi urine terhadap metilmerkuri dan merkuri anorganik. Efek samping yang umum dari obat ini adalah keluhan gastrointestinal, yang membaik ketika terapi dihentikan.[4,5]

Dimercaptopropane Sulfonate (DMPS):

DMPS diberikan dalam dosis 5 mg/kg selama 6-8 jam melalui rute oral, intravena, intramuskular, atau perkutan. Pada anak, dosisnya 200-400 mg/m2 per hari selama 5 hari.

Laju absorbsi DMPS lebih baik dibandingkan dengan DMSA dan cenderung lebih stabil, sehingga sering digunakan sebagai terapi lini awal pada keracunan merkuri. Efek samping yang dapat ditemukan setelah pemberian DMPS adalah nyeri punggung, keluhan gastrointestinal, dan reaksi hipersensitivitas.[4,5]

D-penicillamine (DPCN):

DPCN adalah derivat dari penisilin. Dosis DPCN adalah 250 mg, 4 kali sehari selama 1-2 minggu secara oral. Pada anak, dosis DPCN adalah 20-30 mg/kg dengan dosis maksimal 250 mg per dosis sehari terbagi dalam 4 dosis.

Efek samping dari DPCN paling tampak dibandingkan dengan agen kelasi lain, meliputi leukopenia, anemia aplastik, hematemesis, dan sindrom nefrotik, sehingga membatasi penggunaannya.[4,5]

Referensi

3. Posin SL, Kong EL, Sharma S. Mercury Toxicity. [Updated 2022 Aug 13]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499935/
4. Ye BJ, Kim BG, Jeon MJ, Kim SY, Kim HC, Jang TW, et al. Evaluation of mercury exposure level, clinical diagnosis and treatment for mercury intoxication. Ann Occup Environ Med. 2016;28(1):1–8.
5. CDC. Medical Management Guidelines for Benzene. 2022. https://wwwn.cdc.gov/TSP/MMG/MMGDetails.aspx?mmgid=35&toxid=14
18. Ramli FF. Clinical management of chronic mercury intoxication secondary to skin lightening products: A proposed algorithm. Bosn J basic Med Sci. 2021;21(3):261–9.
23. CDC. Case Definition: Inorganic Mercury Poisoning. U.S. Department of Health & Human Services. U.S. Department of Health & Human Services; 2015.

Diagnosis Keracunan Merkuri
Prognosis Keracunan Merkuri
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 22 November 2024, 20:28
Tatalaksana Kelebihan Dosis Paracetamol pada Anak
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Pasien bayi umur 7 bulanSedang menderita infeksi,Orang tua lupa memberikan dosis Paracetamol drop setara dengan antibiotik Amoxilin yaitu 2,5mlDimana bayi 7...
Anonymous
Dibalas 01 Desember 2022, 15:40
Paparan Phthalate pada Anak - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Yoke, Sp.AIjin bertanya dok, saya pernah membaca bahwa phthalate memberikan gangguan neurodevelopmental pada anak, tapi banyak ditemukan di mainan...
Anonymous
Dibalas 30 November 2022, 13:04
Infeksi toksoplasma pada ibu hamil
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, jika ibu hamil teringesti parasit toksoplasma, apakah otomatis akan menularkan secara vertikal kepada janinnya? Atau hanya pada pasien dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.